
Oya, buku ini bercerita tentang seorang anak SMA bernama Lupus (namanya aneh ya). Lupus ini orangnya lucu banget. Teman-temannya juga lucu banget, misalnya Boim yang norak, Gusur yang gendut, nggak kece, tapi sok nyastra, Fifi Alone yang ngartis.
Nah, dalam buku ini diceritakan kisah lupus yang kebanyakan konyol, misalnya waktu dia apel ke rumah ceweknya yang bernama Rina. Bapak si Rina ini galak banget. Lupus dan Rina sering banget digangguin sama si Bapak ini.
Ada juga kisah Lupus yang dendam sama adiknya Lulu, gara-gara Lulu nyolong coklatnya Lupus. Lupus memasang broklak (obat pencuci perut yang mirip coklat) untuk menjebak Lulu. Tapi yang makan broklak itu justru Gusur. Gusur akhirnya lemes gara-gara diare, hahaha.
Sampai sekarang Lupus masih populer. Menurutku sih karena sebenarnya masalah remaja itu sama saja dari waktu ke waktu. Nggak jauh-jauh deh dari masalah sekolah, orang tua, teman, cinta. Lupus misalnya mencontek rambut John Taylor. Aku tidak tahu siapa itu John Taylor, pastinya selebritis zaman dulu. Sekarang anak-anak cowok mencontek gaya rambut Giring Nidji. Jadi yah, sama saja.
Lupus, anak nakal yang doyan permen karet itu, ternyata malah sering dikangeni. Hadirnya dia di tengah-tengah teman-temannya membuat hidup remaja lebih berkelir. Penuh warna-warni indah. Padahal, apa sih kelebihan yang dimiliki Lupus? Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos? Penampilannya yang berkesan santai? Atau justru sikapnya yang kadang-kadang nakal?
Nggak tau ya. Yang jelas tiada hari ceria tanpa kehadiran dirinya (taela!). Tiada rasa rindu tanpa canda ria bersamanya. Itu kata mereka sendiri : remaja. Sedang Lupus sendiri menanggapi dengan cuwek bebek aja "Ah, enggak enak dikangeni itu. Kalo kebetulan berhalangan hadir, suka ditanya-tanya terus. Repot, kan...," katanya sambil cengar-cengir.
Tapi tentang keberhasilan Lupus jadi idola remaja ini, penulisnya cuma bisa ngerendahin diri, ninggiin mutu,"Ah, itu kan cuma karena selera saya memang sama dengan selera remaja pada umumnya. Jadi apa yang disukai remaja, biasanya saya juga suka."
Dan judul keempat dalam seri Lupus : Tragedi Sinemata ini tetap akan memuaskan kamu semua. Soalnya, selera kita kan memang sama. Jadi, mau apa lagi?
( Password : Novel I-One )