Loading
Showing posts with label Novel Dewasa. Show all posts
Showing posts with label Novel Dewasa. Show all posts

Kerja Upahan dan Kapital - Karl Marx

Dari berbagai pihak kami telah ditegur bahwa kami tidak menjadikan hubungan-hubungan ekonomi yang merupakan dasar material dari perjuangan-perjuangan klas dan perjuangan nasional dewasa ini. Kami sengaja menyinggung hubungan-hubungan ini hanya di mana hubungan-hubungan itu langsung menonjolkan diri ke depan dalam bentrokan politik.

Soalnya ialah, pertama-tama, mengusut perjuangan klas dalam sejarah yang sedang berjalan, dan membuktikan berdasarkan pengalaman dengan bahan-bahan sejarah yang sudah ada dan yang baru diciptakan setiap harinya, bahwa bersamaan dengan penaklukan atas klas buruh yang telah ditempa oleh Pebruari dan Maret,1 lawan-lawannya juga dikalahkan–kaum republiken burjuis di Perancis dan klas-klas burjuis dan petani yang sedang berjuang melawan absolitisme feodal di seluruh daratan Eropa; bahwa kemenangan “Republik jujur” di Perancis bersamaan itu pula merupakan keruntuhan bangsa-bangsa yang menyambut Revolusi Pebruari dengan peperangan kemerdekaan yang heroik; akhirnya, bahwa Eropa, dengan kalahnya kaum buruh revolusioner, telah jatuh kembali ke dalam perbudakannya yang lama yang berlipatdua, perbudakan Inggris-Rusia. Perjuangan Juni di Paris, jatuhnya Wina, tragi-komidi Berlin pada bulan Nopember 1848, usahausaha yang nekat di Polandia, Italia dan Hongaria, pelaparan Irlandia supaya tunduk–inilah faktor-faktor utama yang mencirikan perjuangan klas di Eropa antara burjuasi dan klas buruh, dan dengan mana kami membuktikan bahwa setiap pergolakan revolusioner, betapa pun juga jauh tujuannya nampaknya dari perjuangan klas, mesti gagal sebelum klas buruh revolusioner menang, bahwa setiap perubahan sosial tetap merupakan utopi sebelum revolusi proletar dan kontra-revolusi feodal mengadu anggar di dalam suatu perang dunia. Dalam uraian kita, sebagaimana dalam kenyataannya, Belgia dan Swiss adalah lukisan gaya tragi-komis yang mirip karikatur di dalam tablo sejarah yang besar, yang satu menjadi model negara monarki burjuis, lainnya model negara republik burjuis, kedua-duanya adalah negara-negara yang mengkhayalkan diri bebas dari perjuangan klas juga bebas dari revolusi Eropa.

Sekarang, sesudah para pembaca kami melihat perjuangan klas berkembang dalam bentuk-bentuk politik yang besar-besaran dalam tahun 1848, tibalah saatnya untuk mempersoalkan lebih dalam tentang hubungan-hubungan ekonomi itu sendiri yang menjadi dasar hidup burjuasi dan kekuasaan klasnya, serta juga dasar perbudakan atas kaum buruh.

Kami akan menguraikan dalam tiga bagian besar: 1) hubungan kerja-upahan dan kapital, perbudakan atas buruh, penguasaan oleh si kapitalis; 2) kehancuran yang tak dapat dielakkan dari klas-klas burjuis menengah dan apa yang dinamakan pangkat tani di bawah siseim dewasa ini; 3) penaklukan perdagangan dan penghisapan atas klas-klas burjuis dari berbagai bangsa Eropa oleh rajalela pasar dunia–Inggris.

Kami akan berusaha membuat uraian kami sesederhana dan sepopuler mungkin dan tidak akan menganggap sudah adanya pengertian yang elementerpun tentang ekonomi politik. Kami harapkan agar dimengerti oleh kaum buruh. Lagipula, di Jerman terdapat ketidaktahuan dan kekacauan pengertian yang paling mencolokmata mengenai hubungan-hubungan ekonomi yang paling sederhana, dari pembela-pembela resmi atas keadaan yang ada sampai kepada dukun-dukun ajaib sosialis dan zeni-zeni politik yang tidak diakui yang di Jerman yang terpecah-pecah itu lebih melimpah ketimbang pangeran-pangeran berdaulat. Sekarang, karenanya, soal yang pertama: Apakah upah itu? Bagaimana upah itu ditentukan?
 
Bila buruh ditanya: “Berapakah upahmu?” seorang akan menjawab: Saya mendapat satu mark sehari dari majikan saya,” lainnya, “saya mendapat dua mark” dan demikian seterusnya. Sesuai dengan lapangan-lapangan pekerjaan yang berbeda-beda yang mereka jalankan, mereka akan menyebut berbagai-bagai jumlah uang yang mereka terima dari majikannya masing-masing untuk pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu, umpamanya penenunan satu meter kain lenan atau pen-set-an huruf suatu lembaran cetak. Walaupun berbagai macam pernyataannya, mereka semua akan setuju pada satu soal: bahwa upah adalah jumlah uang yang dibayar oleh kapitalis untuk waktu kerja yang tertentu atau untuk hasil kerja tertentu.

Pengen tahu kelanjutan ceritanya, silahkan download :

( Password : Novel I-One )


Mimpi-Mimpi Terpendam - Mira W

Bangunan itu bergaya Spanyol dengan pagar beton penuh ditumbuhi lumut. Ada beberapa yang bahkan melekat pada pojok-pojok dinding bangunan. Tiangtiang dindingnya terlihat kokoh di daerah berhawa sejuk yang terpencil ini. Dua tahun yang lalu wilayah itu hanyalah sekumpulan belantara dengan pohonpohon besar dan liar hingga sinar mataharipun tak akan sampai ke tanah.

Kini daerah itu menjadi tempat bersembunyi orang-orang terkaya di muka bumi. Wilayah terpencil dengan helipad pada tiap bangunan dan tiga ratus are hutan pinus yang memisahkannya dengan kota terdekat.


Tiap-tiap bangunan berdiri kokoh tanpa suara sama sekali. Komplek elite itu lebih menyerupai bangunan-bangunan besar di tengah-tengah hutan. Antar bangunan dipisahkan jarak tiga hingga lima kilometer bila tidak oleh sebuah danau atau sungai lengkap dengan air terjun alamnya. Privacy adalah segalanya di tempat itu. Tempat di mana orang-orang paling berkuasa di muka bumi tidak akan terjangkau oleh pers. Tempat idaman dimana individu-individu pemiliknya bisa mengumbar keinginan yang paling liar sekalipun tanpa rasa kuatir.

Saat Crozzen Building Co. memperkenalkan area itu bagi kaum terkaya di dunia hanya satu kalimat di brosurnya. /Privacy is everything.

Kalimat sederhana itu tidak main-main. Saat penawaran perdana di hadapan puluhan calon pembelinya, Crozzen Building Co. memamerkan perangkat pengacak radar dan pengacak foto satelit di area tersebut. Tidak ada radar, tidak ada satelit, tidak ada satupun yang bisa menembus kekebalan perlindungan perangkat canggih tersebut.

Janet mendaratkan helikopternya di samping bangunan tersebut. Suara baling-baling helikopter tertelan oleh gemuruh air terjun di belakang bangunan.

Andre melepas sabuk pengamannya dan berpegangan pada dashboard mengintip keluar. Janet memperhatikannya sejenak sebelum turun. Sejak awal perkenalan mereka, Andre tidak pernah mengendarai helikopter dan Janet selalu dengan senang hati membawanya berkeliling ke mana saja dengan helikopter pribadinya. Pernah satu kali Janet menawarkan Andre untuk mengendarainya namun Andre menolaknya. “Ini helikoptermu. Kau saja yang mengendarainya,” jawab Andre dengan dingin dan Janet mendapati Andre diam membisu sepanjang perjalanan. Sejak saat itu, Janet bagai pilot pribadi Andre.

Andre turun dari helikopter dan baru satu kaki dijejakkan pada pelataran ketika angin terasa menembus jaketnya. Kedua tangannya disilangkan menahan dingin. Ia melanjutkan langkahnya. Jaketnya sudah basah tersiram cipratan air terjun yang jatuh dari ketinggian 30 meter. Dipandangnya air terjun yang mengeluarkan suara gemuruh itu. Deburan airnya begitu dasyat. Kabut putih serpihan air memenuhi udara sekitar. Andre mengagumi air terjun tersebut seperti gadis kecil mengagumi boneka barunya.

Selintas ia memandang bangunan megah di hadapannya. Pada salah satu tiang bangunan tertera tulisan JJC inisial kesukaan Janet. Andre mengalihkan pandangannya kembali mengikuti Janet yang mendahuluinya. Dilihatnya wanita itu menghampiri sepasang bangku kayu santai dengan kulkas mini di sisinya disudut pelataran. Janet membuka pintu lemari pendingin itu dan mengambil sebotol sampanye.

Andre mengikutinya duduk. Ia menuangkan sampanye dalam gelas kecil di tangannya dan mencicipinya.

/Sampanye yang sangat nikmat dan pasti mahal./

Suasana benar-benar nyaman. Angin dingin kembali menyapu kulit wajahnya. Suara gemuruh air terjun menderu terus menerus dan sesekali terdengar suara cicitan burung-burung liar jauh di atas pepohonan. Beberapa hinggap di baling-baling helikopter. Mata Andre sedang menatap kendaraan canggih berwarna putih itu ketika mendadak bayangan Rachel berpegangan tangan dengan Anna di stasiun kereta beberapa hari lalu melintas di pelupuk matanya.


Kasih Tak Terlarai - Suman Hs

Seumur hidupnya si Taram hanya dua kali mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Pertama pada saat ayahnya membelikan kacamata buat si Taram,kedua pada saat si Taram mengumandangkan adzan karena suaranya sangat merdu sekali.
 
Si Taram jatuh cinta kepada Nurhaida,pada saat mengungkapkan isi hatinya kepada Nurhaida,dia pun menerima permintaan hatinya.
 
Lima hari kemudian si Taram ingin meminang Nurhaida,maka oleh orang tuanya menyuruh pak Jalil untuk meminang Nurhaida. Ternyata keputusannya ditolak oleh orang tua Nurhaida.
 
Dua hari kemudian setelah penolakan itu,si Taram pergi ke rumah nenek Tijah untuk menghilangkan kesedihannya. Kemudian nenek Tijah menasehati si Taram agar jangan terlalu memikirkan Nurhaida. Setelah itu nenek Tijah menceritakan asal usul si Taram,ternyata si Taram hanya anak pungut. Sewaktu bayi,dia diberikan oleh seorang wanita yang keadaanya serba kekurangan kepada kedua orang tua kamu sekarang pada saat bulan madu. Mendengar cerita tersebut dia merasa sedih dan kaget sekali. Kemudian si Taram sadar bahwa penolakan dari orang tua Nurhaida itu dikarenakan si Taram adalah anak pungut.
 
Setelah peristiwa penolakan dari keluarga Nurhaida,si Taram berencana untuk kawin lari bersama Nurhaida. Rencana tersebut disetujui oleh Nurhaida. Setelah mereka kabur dari kampungnya,kedua orang tua mereka pun sangat gempar atas kehilangan anak – anaknya.
 
Setelah sampai di Singapura kedua sejoli itu pun menikah. Setelah menikah kehidupan mereka menjadi makmur,segala macam kebutuhannya dapat terpenuhi.
 
Semenjak kehilangan kedua sejoli itu,kedua orang tua mereka merasa sangat kehilangan. Kemudian orang tua Nurhaida mengutus anak buahnya untuk pergi mencari mereka ke Singapura. Ternyata pencarian mereka berhasil. Mereka berpura – pura ingin mengunjungi kedua sejoli tersebut. Kemudian setelah lama tinggal di rumah si Taram,diam – diam orang tua tersebut merayu dan menceritakan tentang kampungnya,kepada Nurhaida.
 
Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram,Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang.
 
Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya,akan tetapi si Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampung menyebutnya sudah menjadi janda.
 
Pada awal bulan Rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab,dia adalah seorang saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat – obatan. Syekh Wahab sangat dihormati di kampung itu. Pada hari Jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi imam.

Setelah dua bulan lamanya,terjadilah isu yang memberitakan bahwa Syekh Wahab akan meminang Nurhaida. Mendengar kabar tersebut orang tua Nurhaida pun langsung menerima pinangannya tersebut.
 
Hari yang dinantikan telah tiba,jam empat sore akan dilangsungkan pernikahan secara besar – besaran. Selanjutnya kedua sejoli itu resmi menjadi suami istri.

Hari raya Idul Fitri pun telah tiba. Semua warga kampung pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Yang menjadi imam dan khotib adalah Syekh Wahab.
 
Setelah selesai melaksanakan shalat ID,lalu Syekh Wahab berkhotbah. Setelah selesai berkhotbah,dia naik ke tingkat atas mimbar dan membuka penutup kepala serta kain yang menutupi janggutnya. Kemudian para jemaah heran dan kaget melihat kejadian tersebut. Karena Syekh Wahab memotong habis janggut serta kumisnya. Ternyata Syekh Wahab adalah si Taram,orang yang selama ini dicari – cari oleh warga kampungnya.

Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram,Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang.
 
Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya,akan tetapi si Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampung menyebutnya sudah menjadi janda.

Pada awal bulan Rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab,dia adalah seorang saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat – obatan. Syekh Wahab sangat dihormati di kampung itu. Pada hari Jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi imam.
 
Syekh Wahab dan Nurhaida akan menikah. Orang tua Nurhaida menerima lamaran Syekh Wahab.




The Sacred Romance of King Sulaiman and Queen Sheba

Kisah Mengharukan Tentang Cinta, Kesetiaan, dan Pengorbanan 
 
Pada saat Ratu Sheba, Bilqis, menerima pinangan Sulaiman, Raja Muda Ursyalim yang telah memiliki banyak istri, ia sedang menghadapi goncangan di negerinya. Sekian lama Bilqis diombang-ambing dalam keraguan untuk memantapkan pilihan hidupnya. Sementara itu, banyak pula penguasa negeri lain yang bermaksud menyunting dan bahkan tak ragu untuk menjadikan Bilqis sebagai satu-satunya perempuan dalam hidup mereka. Penantian dan ketidakpastian yang melelahkan itu berakhir tatkala Sulaiman menjemput Bilqis pada suatu pagi, di puncak kegamangan yang hampir menggerus harapan, untuk duduk di singgasana negeri Ursyalim.

Namun, selain Raja Daud dan segelintir orang, kehadiran Bilqis di negeri Ursyalim hanya disambut dingin oleh para penghuni istana. Di sisi lain, Sulaiman dihadapkan pada kedengkian Absyalum, abang tertuanya yang berambisi menggantikan Daud sebagai Raja Ursyalim. Pemberontakan terjadi. Sulaiman dan Bilqis pun hidup di pengasingan dalam sebuah cinta yang tak terpisahkan.

***

Bagaimanakah mereka menghadapi ujian-ujian cinta yang memberatkan itu? Mengapa pula Sulaiman begitu besar cintanya kepada Bilqis? Bagaimana dengan akhir pemberontakan Absyalum? Apa saja yang dilakukan Sulaiman dan Bilqis sampai-sampai kisah mereka diabadikan dalam Al-Quran?

Kisah cinta Sulaiman dan Bilqis digulirkan secara menarik oleh Waheeda El-Humayra. Pembaca tidak hanya diajak mengenal orang-orang besar pada masa itu, tapi juga dibawa menjelajahi peristiwa-peristiwa besar dan diseret ke dalam lorong waktu untuk merasakan suasana Yaman dan Jerusalem tiga ribu tahun yang lalu.


Memoar Seorang Dokter Perempuan - Nawal El Saadawi

Tidak apa-apa jika kamu takut. Saat dirimu ketakutan, serahkan tanggung jawab pada yang lain. Mintalah pertolongan. Tidak ada yang lebih buruk dari seorang dokter yang lebih mementingkan egonya di atas keselamatan pasien".

Seorang dokter muda yang melakukan pembedahan pertamanya dan diejek oleh gurunya. Seorang wanita tua diselamatkan dari kematian, sedangkan dia tidak ingin hidup lebih lama lagi. Seorang dokter bedah terkenal mengalami stres akibat tumor otak yang ganas. Seorang ibu dari seorang anak penderita leukimia yang mulai merasa putus asa ...

Dalam memoar yang ditulis dengan detial dan indah ini, Mohamed Khadra menceritakan kisah-kisah dari kehidupannya sebagai seorang dokter bedah, dari tahun-tahun menjalani pelatihan melelahkan sampai malam-malam menguras tenaga untuk memenuhi panggilan tugas. Dia mengenang kembali para dokter dan pasien yang telah membentuk kariernya: keberanian, kesedihan, kekaguman, dan kebencian yang telah berlalu di bawah pisau operasinya: dan kehidupan para dokter yang hancur, terkalahkan oleh tekanan dari pekerjaannya.

Dengan memberontak melawan rintangan-rintangan dari keluarga dan masyarakat, seorang perempuan muda bangsa Mesir memutuskan untuk studi ilmu kedokteran, dan menjadi satu-satunya perempuan dalam kelas. Keterlibatannya dengan mahasiswa lainnya –demikian pula dengan mayat laki-laki maupun perempuan di ruang otopsi- mengintensifkan pencarian identitas dirinya. Disadarinya bahwa kaum lelaki bukanlah nabi, seperti yang diajarkan ibunya. Tetapi juga bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan setiap hal, dan bahwa ia tidak dapat dipuaskan dengan hidup dalam suatu kehidupan yang semata-mata mengandalkan pada pemikiran saja.

Setelah perkawinannya yang singkat dan tidak bahagia, ia lebih menekuni profesinya, dan menjadi dokter yang sukses dan kaya-raya. Akan tetapi pada saat yang bersamaan, ia makin menyadari ketidakadilan dan kemunafikan yang hidup dalam masyarakat. Ia akhirnya mendapat penyelesaian bukan melalui pengasingan diri, melainkan melalui hubungan dengan orang lain.


MAYA Misteri Dunia dan Cinta - Jostein Gaarder

Di kepulauan Fiji, di sebuah resort di pulau Taveuni, secara tak sengaja bertemulah beberapa turis. Frank si ahli biologi evolusioner, John Spooke si penulis, dan pasangan eksentrik José dan Ana, wartawan TV dan penari Flamenco. Buku ini dibuka dengan narasi John, yang mengisahkan percakapannya dengan Frank yang berpisah dari istrinya Vera, setelah anak mereka Sonja meninggal akibat kecelakaan. Frank menulis surat panjang kepada Vera mengenai pengalamannya di pulau Taveuni itu, dan John akhirnya mendapat salinan surat itu lantas menuliskan kembali isinya bagi kita.



Fiji, pulau yang eksotis dengan flora dan fauna langkanya, mungkin tempat yang paling ideal untuk membicarakan evolusi. Tanpa sengaja Frank mendengar José dan Ana mendeklamasikan potongan puisi-puisi aneh tentang penciptaan manusia dan keberadaan alam semesta. Dengan sendirinya, Frank pun mulai merenungkan keberadaan manusia di dunia ini, yang menurut ilmu biologi adalah vertebrata yang berasal dari satu sel dan telah berevolusi selama milyaran tahun sehingga menjadi manusia sekarang ini. Frank juga merenungkan lahirnya alam semesta lewat Big Bang, dan ketakutannya akan kematian, akan kepunahan manusia yang tak dapat dihindari.

Bukanlah kebetulan bahwa seekor tokek besar mengganggu Frank di kamar tidurnya selama menginap di resort. Si tokek bernama Gordon, yang mungkin saja adalah nenek moyang spesies manusia, turut mengusik keyakinan Frank mengenai kehidupan semu primata yang bernama manusia. Selain itu dalam suatu makan malam bersama di resort itu, entah bagaimana, perdebatan tentang evolusi dan eksistensi manusia juga mengalir di antara para tamu dalam suatu permainan. Tampaknya masing-masing individu berperan dalam memberikan pemikiran-pemikiran filosofis kepada Frank, baik secara keilmuan maupun secara mistis, ditambah dengan puisi-puisi José dan Ana tentang Joker dan para peri. Apa makna semua ini?

Pulang dari Fiji, Frank pergi ke Spanyol untuk menghadiri konferensi. Di sana ia bertemu dengan Vera istrinya yang telah berpisah dengannya. Di sini akan jelaslah alasan sesungguhnya perpisahan mereka. Namun, bukan Vera saja yang ditemui Frank di Spanyol. José dan Ana tanpa sengaja bertemu dengannya. Di Spanyol inilah, Frank akan teringat mengapa sejak awal berjumpa Ana, ia merasa pernah melihat wajah wanita itu. Semuanya ternyata berkaitan dengan pelukis Fransisco Goya dan lukisannya yang berjudul Maja (La Maja Desnuda dan La Maja Vestida), ehm…dan mungkin juga dengan kemunculan kurcaci tua yang suka muncul begitu saja (Joker-kah itu?).

Frank lalu terbawa pada kisah Ana yang misterius, tepatnya pada kisah nenek moyang Ana yang berasal dari suku gipsi ini. Di sini anda yang pernah membaca karya Jostein Gaarder lainnya, Misteri Soliter, akan langsung mengenal si Joker yang misterius dari pulau di kisah Misteri Soliter. Joker yang sama kini bukan saja tak pernah menjadi tua, malahan mampu melintasi waktu dan masuk ke dalam kisah Ana. Terlalu fantastis? Mungkin anda akan berpikir begitu waktu tiba di bagian ini. Namun menurutku, di sini Gaarder membawa kita untuk menyadari bahwa seluruh keberadaan alam semesta dan hidup manusia sendiri selalu memiliki makna. Apa yang terjadi di masa lampau mempengaruhi keadaan masa kini, dan apa yang terjadi masa kini mempengaruhi masa depan.

"Tepuk tangan bagi Big Bang baru terdengar lima belas miliar tahun setelah ledakan itu terjadi". Baru pada saat inilah kita menyadari arti penting terjadinya Big Bang yang (kita percayai) merupakan awal lahirnya alam semesta, dari ketiadaan lalu lahirlah ruang dan waktu. Di sisi lain, sesuatu yang terjadi di sini pada saat ini hanya mendapatkan arti dari kejadian-kejadian di masa depan. Ini berarti bahwa seluruh alam semesta maupun hidup manusia bukanlah produk samping yang terjadi secara tidak sengaja. Maka perdebatan ayam dan telur tak lagi signifikan, karena keduanya berhubungan sangat erat.

"Kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Kita hanya tahu bahwa kita telah memulai sebuah perjalanan panjang. Baru setelah tiba di akhir perjalanan, kita akan tahu mengapa kita melakukan perjalanan besar itu, walaupun perjalanan itu mungkin telah berlangsung selama banyak generasi. Maka, kita selalu menemukan diri kita dalam tahap embrio. Banyak hal yang tidak kita ketahui artinya saat ini, mungkin akan tampak jelas tujuannya di perlintasan jalan berikutnya."

Gaarder juga mengajak kita merenungkan bagaimana kita mengisi kehidupan kita. Ada banyak orang yang seolah hidup dalam ilusi (ingat para kurcaci yang berasal dari kartu poker di Misteri Soliter?), hanya menjalani hidup begitu saja, terpaku pada hal-hal duniawi yang semu, tanpa menyadari makna hidupnya (Joker adalah contoh makhluk yang berbeda, yang keluar dari ilusi).

Namun di sisi lain, jangan pula kita sibuk mempertanyakan asal usul alam semesta dan manusia dengan telaah ilmu pengetahuan yang canggih, sehingga akhirnya saat semua yang mampu diungkap telah terungkap, manusia baru menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat. Sama seperti yang dialami Frank si ahli biologi evolusioner. Padahal, seberapa canggihnya ilmu pengetahuan pun, alam semesta dan penciptaan akan selamanya menjadi misteri bagi manusia.

"Karena kita adalah teka-teki yang tak teterka siapapun. Kita adalah dongeng yang terperangkap dalam khayalannya sendiri. Kita adalah apa yang terus berjalan tanpa pernah tiba pada pengertian."


Novel Ilana Tan Spring in London

Naomi Ishida adalah gadis blasteran Jepang - Indonesia yang tinggal dan berprofesi sebagai model di London, Inggris (Jika Anda membaca Winter in Tokyo, maka Anda dengan mudah akan mengetahui siapa itu Naomi. Ya, Naomi adalah saudara kembar dari Keiko, tokoh utama di Winter in Tokyo). Suatu ketika, Naomi mendapat kesempatan menjadi model video klip musik salah satu penyanyi terkenal asal Korea dimana ia dipasangkan dengan model tampan asal Korea juga, Jo In-Ho atau yang lebih dikenal Danny Jo. Dari mula, Naomi sudah bersikap dingin menghadapi Danny yang mencoba segala cara untuk mendekatinya. Namun, seperti juga tetesan air yang mampu membuat ceruk di karang yang kokoh sekalipun, kegigihan Danny lambat laun meruntuhkan dinding pembatas yang diciptakan oleh Naomi sehingga keduanya dapat menjalin “pertemanan” yang harmonis, meskipun kemudian ada sosok Miho yang merangsek masuk ke dalam hubungan mereka. 

Maka, terjadilah tarik ulur di antara Naomi - Danny - Miho. Hubungan mereka pun pasang surut, sebentar panas sebentar dingin. Belum tuntas persaingan Naomi - Miho memperebutkan Danny, justru hadir orang dari masa lalu Naomi yang memorakporandakan jalinan kasih yang tinggal sedikit lagi terbina. Apakah akhirnya Naomi dan Danny dapat bersatu? Masa lalu macam apa yang membuat Naomi begitu ketakutan? Apa hubungan kakak laki-laki Danny dengan masa lalu Naomi? Lalu bagaimana dengan usaha Miho memperjuangkan cintanya pada Danny? 

Tentu saja, Anda harus menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan membaca Spring in London karya Ilana Tan ini (buku seri musimnya yang terakhir-kah?). Awalnya saya tertarik pada Autumn in Paris (buku #2) yang meskipun mengecewakan tapi tidak menyurutkan niat saya membaca Winter in Tokyo (buku #3). Nah, berkat buku ketiga-nya saya justru penasaran dengan buku pertamanya, Summer in Seoul, sehingga lengkaplah tiga buku seri musim karya Ilana sudah saya rampungkan membacanya. Ternyata, masih ada satu lagi yang terbit (tentu saja, dari empat musim memang masih kurang satu lagi yang belum menjadi setting) di bulan Pebruari 2010, maka saya menyampirkan asa di ketinggian langit bahwa Spring in London akan menyajikan drama-romantis yang menggetarkan.

Namun, pada kenyataannya saya agak kecewa dengan yang ini. Lebih kecewa ketimbang sehabis membaca buku Autumn atau Summer-nya. Yang pertama kali saya soroti adalah minimnya konflik yang diciptakan Ilana di sini. Konflik yang terasa hanya tentang tarik-ulur perasaan antara Naomi dan Danny pada keseluruhan novel setebal 240 halaman ini. Hadirnya tokoh Miho untuk memberikan efek tegang cinta segitiga di novel ini justru kurang greget, karena meskipun telah jelas-jelas dinyatakan sikap Miho yang akan, katakanlah, berjuang sampai titik darah penghabisan demi mendapatkan cinta Danny, tidak dinampakkan antusiasme dan semangat kompetisi sehingga Miho terkesan selayaknya singa tanpa taring dan cakar. Terlihat gahar, padahal nggak bisa apa-apa. Beban masa lalu yang menjadi bandul pemberat bobot masalah dalam perjalanan cinta Naomi - Danny juga saya pikir kurang “boom” begitu. Jadi, ketika masa lalu itu dibongkar saya hanya bisa melongo dan bilang, “…eh, gini doank?“ 

Setiap penulis memang perlu menegaskan keunikan dan kekhasan masing-masing, dan Ilana berhasil “menyihir” fans setia-nya, setidaknya dalam seri novelnya ini, dengan menjadikan musim sebagai latar dan judul masing-masing novelnya. Ilana juga berhasil membuat keterkaitan antara satu novel dengan novelnya yang lain, meskipun cuman sekadar basa-basi belaka. Saya pikir, basa-basi itu pula yang mengikat kepenasaran dari pembaca serialnya. Pembaca yang sudah rampung dengan satu novelnya kemudian bertanya, siapa yang muncul di novel berikutnya, apakah hubungan tokoh di novel ketiga dengan tokoh di novel pertama, dan sebagainya. Hal tersebut membuat pembaca yang terhipnotis pada salah satu judul novelnya menjadi kurang lengkap jika belum menggenapi-baca kesemua musimnya. Dengan demikian, Ilana juga memperoleh keuntungan lain yaitu dapat membangun fans pembaca yang akan selalu setia menanti karya-karyanya. 

Tetapi, keunikan Ilana justru tidak dibarengi dengan ragam olahan plot dan konflik yang mengagumkan. Entah disengaja atau bagaimana, plot gampang sekali tertebak. Dua orang asing, bertemu dalam satu frame, saling menghindar, berkenalan, menjalin hubungan, dan akhirnya jatuh hati. Karakter para tokohnya pun seragam. Too perfect. Too good to be true. Lebih “ngayal” dibanding tokoh-tokoh sinetron yang sering dihujat. 

London, adalah kota impian saya. Menempati urutan pertama dalam daftar kota di luar negeri yang ingin saya kunjungi, sehingga tak heran saya sangat “berselera” dan bersemangat untuk sergera merampungkan-baca novel ini. Bayangan saya akan keindahan negeri dongeng raja dan ratu serta Harry Potter yang populer banget, apalagi dalam balutan musim semi yang sejuk, nyatanya tidak begitu terasa. Ilana terlalu sibuk membangun hubungan aneh antara Naomi dan Danny yang sayangnya juga tidak berkesan bagi saya. Maka sepanjang novel, saya hanya disuguhi jalinan cerita tentang seorang laki-laki yang mati-matian menarik minat seorang gadis yang nggak jelas maunya apa (di mata si lelaki). Sentilan masalah yang dilontarkan menjelang titik kulminasi terbongkarnya masa lalu Naomi hanya memberi efek tegang sesaat, begitu materi masa lalunya dibeberkan, saya tersenyum kecut dan jelas-jelas kecewa. Masa lalu yang biasa untuk menjadi sebuah pengungkit kejadian traumatik. 

Yang juga terlihat kurang bagus di detail adalah usaha Ilana untuk menunjukkan bahwa setting cerita ada di kota-nya Lady Di. Seingat saya hampir tak secuil pun ada kalimat dalam bahasa Inggris - yang agak janggal bagi novel urban modern masa kini- (yang beberapa kali saya tunggu, untuk sekadar mengingatkan bahwa kita sekarang ada di London). Dan, usaha Ilana untuk meng-Inggris-kan novelnya hanya dari seringnya dia mengunakan idiom “Oh, dear” yang memang khas Inggris banget. Sayang, bagi saya pribadi, konsistensi penggunaan idiom itu menjadi satu yang agak annoying akhirnya. Kelihatan sekali bahwa Ilana ingin mengesankan si tokoh ada di negeri Britania Raya. Too bad! Nggak sukses! Kalau sempat iseng, hitunglah berapa kali kata oh, dear itu muncul (catatan saya: 13 kali). 

Entah saya-nya yang sudah kadung “diracuni” infotainment di televisi/majalah/tabloid atau situs gosip sehingga saya selalu terdoktrin bahwa artis/selebritis itu paling tidak ada saja wartawan yang menguntit mencari berita sensasi tentang diri si artis. Nah, kenapa saya tidak mendapati sedikit saja sensasi glamor dari kehidupan Naomi - Danny, yang ceritanya Naomi pernah ikut London Fashion Week dan Danny yang adalah bintang iklan favorit di Korea? Oh, come on, di sini saja (baca: Indonesia) ada banyak majalah dan tabloid yang isinya artis-artis Asia timur (Korea, Jepang, China, Taiwan, Hongkong), apakah di negeri mereka sendiri mereka tidak diberitakan? Berarti mereka bukan artis yang ngetop-ngetop amat ya… 

Yang saya suka dari gaya bercerita Ilana adalah caranya mengambil point of view yang bergantian antara Naomi dan Danny, meskipun kata ganti yang digunakan tetap orang ketiga. Kadang, pada satu peristiwa diulas dari dua sudut yang berbeda, sudutnya Naomi dan sudutnya Danny. Sayang, yang seperti itu tidak konsisten dilakukan oleh Ilana. Justru tiba-tiba cara penceritaan itu dilewatkan tokoh lain yang sebelum dan sesudahnya hanya mempunyai porsi figuran/cameo belaka. Satu hal yang juga tidak masuk dalam takaran selera saya karena dengan demikian sang narator menjadi plin-plan, suatu ketika serba tahu, di lain kesempatan berpura-pura misterius. Nggak banget deh!


Novel Ilana Tan winter in Tokyo

Ketimbang Autumn in Paris (AiP) tempo hari, Winter in Tokyo (WiT) ini lebih meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi saya. Liku-liku cerita asmara si tokoh utama dibalut dengan beragam konflik dan penokohan yang kukuh dan utuh meskipun dengan alur yang linier, kadang gampang ditebak, dan ending yang… ya begitulah. So… happy ending.

Sebenarnya metropop Ilana dimulai dengan Summer in Seoul (SiS), kemudian AiP, baru WiT. Namun, saya belum membaca yang pertama, SiS. Ketiganya merupakan serangkaian karya Ilana yang cukup unik dengan mengambil setting tempat berbeda tergantung musim sebagai judulnya. Sangat khas. Dan, menarik. Pada satu adegan dibuatkan benang merah metropop sebelumnya meskipun tidak berpengaruh banyak. Hanya untuk mengingatkan pembaca bahwa sebelum metropop yang ini, ada metropop karya Ilana yang sudah lebih dulu terbit. 

Dari AiP dan WiT, saya menangkap gaya penokohan si aktris utama hampir seragam. Gadis blasteran, Indo, dengan pihak ibu yang kerap merupakan pribumi sehingga jejak-jejaknya kadang dirupakan dalam warna rambut, kulit, dan bentuk mata. Jadi teringat guyonan teman, bule-bule memang selain liburan ke Indonesia juga sekalian mencari istri karena mereka suka perempuan Indonesia…

Saya adalah penggemar novelis Indonesia yang cakap menulis kisah dengan latar nuansa negara lain a.k.a. luar negeri, dengan tokoh yang WNI. Maka, saya agak kurang ‘suka’ dengan penokohan Ilana yang hanya mengalirkan darah Indonesia tapi dengan kewarganegaraan asing. Saya jadi seperti membaca karya orang luar. Bukan tidak ‘suka’ dalam hal kualitas tetapi lebih kepada ‘sifat’ chauvinisme pribadi yang begitu mengental dalam darah saya. Bukan saya menyombongkan diri sebagai seorang nasionalis sejati. Saya hanya sangat mencintai negeri ini.

Latar budaya Jepang dan terkhusus daerah Harajuku, ditampilkan dengan anggun dan manis oleh Ilana. Selama membacanya saya serasa sedang menonton dorama, sinetron khas Jepang. Visualisasi tempat dan karakter tokoh-tokohnya mengingatkan saya pada dorama favorit saya, Tokyo Love Story. Belum lagi cinta segi-empat yang coba diciptakan Ilana di sini, mengingatkan saya pada 4 tokoh sentral di dorama tersebut. 

Lompatan-lompatan adegannya pas. Dan, berkesinambungan. Tidak terpecah berantakan. Dari penokohan, saya suka dengan karakter utamanya, Ishida Keiko. Gaya komikalnya mampu digambarkan dengan apik oleh Ilana. Sifat dan perilakunya dengan mudah dapat dicerna dan menyentil imajinasi untuk menampilkan sosoknya dalam benak saya. Bagus. 

Sedangkan kritik, masih saya lemparkan pada sisi teknisnya. Dari mulai kejanggalan kalimat karena kurang kata penghubung, duplikasi kata, hingga kalimat seperti terpuntir-puntir (salah peletakan kata). Untunglah, tak banyak yang demikian. 

Dari ceritanya sendiri, mungkin kelemahannya ada pada adegan-adegan klisenya. Amnesia? Ya Alloh, sudah berapa ratus kali tema ini diangkat? Dalam film atau novel. Point of view orang ketiga yang bergerak bebas kadang agak salah tempat. Tokoh baru yang sebelumnya tak pernah berlakon pun tiba-tiba mendapat jatah satu halaman untuk berdialog. Misteri yang coba dibangun menjadi agak sia-sia karena akhirnya tokoh misterius itu pun bisa ‘berbicara’ dan mengumbar rahasianya.

Summary – spoiler alert

Ishida Keiko, seorang librarian, selalu mengingat cinta pertamanya. Bukan sebenar-benarnya ‘pernah’ cinta karena sesungguhnya ia hanya pernah berbincang sekali dengan cowok itu. Dan, hanya karena ia telah membantu menemukan kalung pemberian neneknya tiga belas tahun silam, ketika Keiko masih SD, ia menambatkan hatinya pada anak lelaki bernama Kitano Akira, sebuah nama yang diketahuinya dari Naomi, saudari kembarnya yang adalah seorang fotomodel terkenal saat ini.

Nishimura Kazuto, seorang fotografer andal, meninggalkan New York untuk menetap di Tokyo demi menghapus memori kelamnya. Ia sengaja menyewa apartemen di pinggiran kota yang tidak diketahui pamannya agar beliau tidak menjadi informan bagi ibunya di Amerika.

Di apartemen itulah Keiko dan Kazuto bertemu. Mereka adalah tetangga seberang ruangan. Ada juga kakak beradik Sato (Haruka dan Tomoyuki) dan kakek-nenek Osawa yang menjadi tetangga mereka. Kehidupan pertetanggaan menciptakan warna-warni kehidupan bagi Keiko dan Kazuto.

Suatu ketika, akhirnya, Keiko bertemu dengan seseorang bernama Kitano Akira, yang sekarang telah menjadi dokter. Mengikuti kenangannya, Keiko mulai mencoba dekat dengan Akira. Meskipun belum ada ikrar, mereka sudah menampakkan sinyal-sinyal sebuah hubungan yang lebih dari sekadar teman. Namun, mengapa di saat yang sama ada getar aneh yang dirasakan Keiko terhadap Kazuto? Apakah Kazuto juga merasakan hal yang sama?

Malam Natal seperti membalikkan semua rencana. Keiko yang hampir mantap memilih Akira mengapa menjadi bimbang dan lebih bergetar jika berduaan dengan Kazuto? Namun, bencana kemudian datang. Kazuto diserang segerombolan orang tak dikenal hingga ia masuk rumah sakit dan selepas sadar ia dinyatakan amnesia sebagian. Kazuto tak lagi mengenali Keiko. Lalu, bagaimana kelanjutan perasaan Keiko pada Kazuto? Apakah Kitano Akira tidak juga menyadari bahwa antara Keiko dan Kazuto telah terjadi sesuatu? Siapa pula gadis bernama Iwamoto Yuri itu? Mengapa Kazuto memeluknya dengan begitu mesra? Untuk menjawab serentetan pertanyaan tersebut, silakan baca novel bernuansa salju ini setuntasnya. Awas, kedinginan. Brrrrrrrr!


Aku ingin menjadi yang terbaik bagimu bukan yang tercantik bagimu

Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Neza. Neza jatuh hati pada Akbar, kakak kelasnya yang sudah ia kenal sebelumnya. Tahun pertama yang ia lalui saat satu sekolah dengan Akbar sangatlah menyenangkan. Banyak kenangan-kenangan indah yang tercipta. 

Saat Akbar dan teman-teman Neza mencoba membuat kejutan di hari ulang tahun Neza, tidak sengaja Neza mencium pipi Akbar. Neza pun menyatakan isi hatinya pada Akbar tepat di hari ulang tahun Akbar. 

Tapi Neza tak pernah tahu, kalau sahabat baiknya ternyata juga suka pada Akbar. Dan ternyata Neza harus berpisah dengan Akbar karena dia akan melanjutkan sekolahnya ke Jepang. 

Empat tahun kemudian mereka bertemu kembali. 

Bagaimana kelanjutan cinta mereka yang selama tujuh tahun tampak menggantung?? apakah kesabaran Neza dan Akbar akan membuahkan hasil yang manis?


The Year of Living Dangerously : Cinta di Tengah Gejolak Revolusi 1965

Buku Download The Year of Living Dangerously : Cinta di Tengah Gejolak Revolusi 1965 ini dilarang terbit oleh pemerintah/rezim Orde Baru. Namun, buku ini mendapatkan penghargaan The Age Book of the Year Award dan National Book Council Award for Australian Literature. Berikut sinopsis singkatnya.

Tahun 1965, sebuah masa yang dikenal sebagai “Vivere Pericoloso—Hidup Penuh Bahaya”, yang membelokkan arah hidup bangsa Indonesia.. Pemerintahan nasionalistik Sukarno membawa Indonesia ke tengah ketidakpastian. Dalam kondisi ekonomi Indonesia yang lemah, Presiden menghabiskan uang untuk membangun monumen-monumen megah, sementara menyulut api kebencian terhadap Barat dan mengobarkan semangat konfrontasi dengan Malaysia: Ganyang Malaysia!

Sementara itu, di sebuah sudut Hotel Indonesia bernama Bar Wayang yang sejuk dan nyaman, sekelompok pemburu berita dari negara-negara yang disebut imperialis oleh Sukarno saling bertukar cerita. Mereka juga berbagi pendapat tentang kondisi Indonesia terkini saat itu. Bisa dibilang nasib mereka di Indonesia secara tak langsung berada di tangan Sukarno yang sering mereka gunjingkan di Wayang.

Inilah sebuah drama penuh liku tentang kesetiaan dan pengkhianatan. Selain itu, novel ini membeberkan berbagai peristiwa politik sepanjang tahun penuh pergolakan sampai akhirnya Sukarno digulingkan oleh Suharto setelah Gerakan 30 September PKI.
 
 

Ebook Iblis Menggugat Tuhan - Shawni

ALKISAH, seorang pendeta bernama Buhairah menarik diri dari gereja dan memutuskan hidup menyepi. Dalam kesendiriannya, dia menenggelamkan diri ke dalam kajian tehadap buku-buku Kristen. Namun upaya itu tak berhasil menghilangkan “kegelisahan” teologisnya.

Suatu saat, di dalam satu buku, Buhairah menemukan sebuah ramalan. Tentang tanda kenabian yang akan dilihatnya pada punggung seorang bocah kecil. Sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam klasik, pada akhirnya Buhairah menemukan tanda kenabian itu di punggung muhamad SAW, yang kelak diangkat menjadi Rasul Allah.

Berangkat dari momentum pertemuan antara Buhairah dan Muhammad, Al Shawni memulai kisahnya. Tokoh Buhairah yang digambarkan sedang mengalami skeptisisme personal terhadap keesaan Tuhan diajak Rasulullah. Dia dibawa ke sebuah tempat yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian, yang hanya diterangi kerlip dan redupnya bintang.

Di kesunyian itu, Buhairah mengalami komunikasi trsnsendental dengan sosok makhluk gaib yang tak lain adalah iblis. Mulai dari titik ini, pengarang menunjukkan “keliaran” imajinasi untuk meruncingkan konflik di dalam “tubuh” novelnya. Dengan teknik dan langgam penggisahan yang unik, Al-Shawni mendeskripsikan egosentrisme iblis.

Ketika pendeta Buhairah mempertanyakan latar belakang kesombongan iblis yang menolak sujud pada Adam, pengarang memanfaatkan moen itu untuk merumukan dalil-dalil filosofis dalam rangka menarasikan penggugatan iblis. Jelas sekali, Al-Shawni hendak menggelindingkan diskursus baru tentang riwayat pembangkangan iblis yang menolak sujud pada Adam.

Menurut Al-Shawni, penolakan iblis, yang kelak menjadi sebab keterkutukannya, bukan karena latar belakang ontologism. Bahwa iblis diciptakan dari api, sementara Adam hanya diciptakan dari tanah, sebagaimana penafsiran konvensional. Namun justru karena eksistensi Adam adalah pencerminan dosa-dosa iblis. Jadi, mana mungkin iblis mau bersujud pada cermin yang memantulkan buruk rupa wajahnya sendiri?

Bagi khalayak pembaca umum, membaca karya sastra adalah “menikmatinya”, bukannya menggali aspek-aspek kebenaran epistemologisnya. Jika pada paragraf-paragraf awal sebuah novel pembaca tak berhasil “meraih” kenikmatan dengan gambang mereka akan menutupnya.

Tetapi, sebagaimana diusung oleh Al-Shawni di dalam buku ini, barangkali membaca sastra tak cukup kalau sekedar menikmati. Pembaca perlu pemahaman yang intens, penafsiran kritis, dan yang lebih penting adalah penyingkapan misteri kebenaran epistemologis karya sastra sampai ceruk paling dalam.

Dalam buku ini, Al- Shawni seperti sedang mendadani karakter bejat iblis dengan jubah kebesaran filsuf yang penuh aura kearifan dan kejeniusan. Ia berhasil menggunakan metode adab al-jadl. Metode ini semacam kode etik berpolemik di kalangan pemikir muslim Abad Pertengahan, seperti muncul pada debat Buhairah dengan iblis.

2000 Langit Runtuh – Sidney Sheldon

 

Keluarga Winthrop populer bak keluarga Kennedy karena berbagai kegiatan sosial dan kehidupan mereka yang glamor. Tapi dalam waktu satu tahun, kelima anggota keluarga itu tewas dalam serangkaian kecelakaan yang beruntun !

Dana Evans, pembaca berita di jaringan TV Washington yang muda dan cantik, yakin ada sesuatu dibalik kematian mereka. Dia mulai menyelidik, dan terungkaplah fakta-fakta yang nyaris tak bisa dipercayainya. Salah satuny adalah penjualan Plutonium secara diam-diam oleh pihak Rusia.







Dalam usahanya mengungkapkan kebenaran, Dana harus kucing-kucingan dengan seorang pembunuh berdarah dingin samapai keenam negara, termasuk Krasnoyarsk-26, Kota rahasia bawah tanah Siberia yang memproduksi nuklir. Rahasia-rahasia mengejutkan yang dibongkarnya menyebabkan Dana dan anaknya yang masih kecil dalam bahaya, ia menjadi pihak yang diburu.

Mampukah Dana mengalhkan pihak yang mengejarnya dan dapatkah ia membeberkan fakta yang mengguncangkan dunia itu ?


Antara Benci dan Rindu

 

HIDUP tidak selalunya indah, langit tidak selalunya cerah. Begitulah perumpamaan yang boleh aku tujukan untuk diriku. Kadang-kadang terlintas di hati, apakah salah dan dosaku sehingga aku diuji begini? Terpaksa melalui hari-hari yang mendatang penuh dengan penipuan dan kelukaan. Sungguh tidak kusangka, badai yang suatu ketika dahulu pernah bertandang dalam hidupku, kini kembali menyapa. Entah apalah silapku sehingga begini diriku diuji.









Terbayang di ruang ingatanku, wajah lelaki yang sudah lama ingin kulupakan. Semenjak keluarga lelaki itu datang merisikku tujuh tahun lepas, percaturan hidupku berubah. Semuanya ibu dan abah yang tentukan. Aku langsung tidak diberi ruang untuk membuat pilihan. Kadang-kadang aku rasakan diriku ini tidak layak untuk membuat keputusan sendiri. Walaupun ia sebenarnya berkaitan dengan hidup dan masa depanku. Sedangkan pada waktu itu usiaku sudah menjangkau dua puluh tiga tahun. Rasa kecewa dan jauh hati hanya kusimpan kemas dalam lipatan sanubari. Tiada seorang pun yang tahu betapa seksa hidupku selepas tarikh itu.

Kalaulah aku tidak bertemu kembali dengan Nisa, bekas adik iparku itu... sudah tentu aku tidak perlu melalui semua ini. Terpaksa berdepan dengan lelaki yang amat aku benci!!! Tapi apakan daya, takdir penentu segala.

Hidupku kembali hilang keceriaannya semenjak tiga bulan lepas....
“Ini Kak Ifa, kan?” tegur satu suara. Aku yang leka memilih makanan waktu itu segera berpaling. Sedikit kaget.
Gadis itu tersenyum riang. Menampakkan giginya yang putih berseri.
“Nisa?”
“Ya Allah Kak Ifa, akak pergi mana selama ni? Langsung tak dapat dijejak!” ucapnya lantas memelukku.

Aku kaget! Pinggan yang penuh berisi, hampir terlepas dek terkejut dengan tindakannya. Malu juga apabila banyak mata memandang ke arah kami berdua. Setelah agak lama barulah dia melepaskan aku.
“Akak pergi mana selama ni?” tanya Nisa lagi.
“Akak sambung belajar Nisa. Kat London.”
“Kenapa tak contact kami langsung? Kalau ya pun marahkan abang, janganlah sampai kami disisihkan....”
“Tak, akak tak bermaksud begitu. Errr… kita cari tempat, Nisa. Susah cakap kat sini.”

Nisa lantas bersetuju dengan sarananku. Kami mengambil tempat yang sedikit tersorok. Mudah untuk kami berbual. Waktu makan tengah hari itu dipenuhi dengan menjawab soalan-soalan Nisa yang tidak henti-henti keluar dari mulutnya. Tetapi semua itu hanya berkisarkan kehidupan yang aku jalani dalam tempoh lima tahun selepas berpisah dengan abangnya.

Sesekali Nisa ada juga bertanyakan perihal aku dengan abangnya. Tetapi aku hanya mendiamkan diri. Bagiku sudah tidak ada keperluan untuk aku menjawabnya. Semuanya sudah berlalu. Aku tidak mahu mengingatinya lagi. Dan bekas adik iparku itu seolah-olah memahaminya.

Kami berpisah apabila waktu makan tengah hari tamat. Sebelum berpisah, Nisa ada meminta nombor telefon dan alamatku. Aku terpaksa turutkan kerana tidak mahu menghampakannya. Sangkaku itu adalah kebetulan dan tidak mungkin ada apa-apa yang akan berlaku selepas pertemuanku dengan Nisa. Tetapi nampaknya lain pula yang terjadi. Keesokan harinya aku telah dihubungi oleh seorang wanita yang cukup aku kenal. Walaupun sudah lima tahun berpisah tetapi kelembutan suaranya masih jelas di ruang ingatanku. Itulah bekas ibu mentuaku, Puan Maria. Terlintas di fikiranku, tentulah Nisa yang memberikan nombor telefonku kepadanya.

Lama aku berbual dengan bekas ibu mentuaku itu. Wanita itu tidak membenarkan aku meletakkan telefon. Rindu padaku katanya. Ah, sesungguhnya aku turut merinduinya.

Selepas puas berbual, Puan Maria meminta untuk berbual dengan ibu pula. Aku hanya turutkan kehendak Puan Maria. Selepas itu aku tinggalkan ibu di situ. Malas hendak ambil pusing akan perbualan mereka berdua. Hal orang tua-tua tidak elok kalau orang muda masuk campur. Lagipun aku sendiri perlu melakukan persediaan untuk mengajar esok.

SEKALI lagi ia tidak berhenti di situ saja. Keesokan harinya selepas pulang ke rumah, ibu meminta aku ke ruang tamu. Kulihat abah sudah sedia menunggu. Aku hanya duduk tanpa banyak soal. Selepas mendengar kata-kata ibu, aku seakan terhenyak di tempat duduk. Kata ibu, Puan Maria mengajak kami ke rumahnya pada hujung minggu ini. Dan mereka telah pun bersetuju. Puas aku memberi alasan untuk mengelak, tetapi tidak diterima oleh ibu dan abah. Mereka memang beria-ia hendak aku turut serta. Akhirnya selepas berlaku perang mulut antara aku dengan ibu dan abah, barulah aku bersetuju.


Ramadhan di Musim Gugur - Elie Mulyadi

Ramadhan dan lebaran adalah salah satu momen terpenting dalam hidup kita, yang senantiasa penuh dengan cerita. Dari mulai persiapan mudik, menempuh perjalanan jauh untuk pulang kampung, hingga akhirnya berkumpul dengan keluarga, tetangga, dan teman lama—semuanya menggoreskan kisah. Ada kisah yang indah dan ada yang kurang indah—semua berganti-ganti seperti denyut nadi kehidupan itu sendiri. Namun, satu yang pasti, Ramdhan dan lebaran selalu merupakan anugerah. Sebab, di bulan dan hari itulah kita merasakan begitu banyak rahmat tercurah. 


Buku ini menggelar kisah-kisah inspiratif seputar mudik dan merayakan Lebaran. Ada kisah indah tentang pengalaman berlebaran di luar negeri, kisah seru dan lucu seputar pengalaman mudik, juga kisah mengharukan tentang pengalaman berlebaran tanpa kehadiran orang terkasih. Beberapa kisah mungkin akan menyentuh hati, yang lainnya akan membuat kita terkikik geli, dan ada juga yang mengingatkan kita untuk belajar lebih mensyukuri karunia. Semuanya dikemas dengan bahasa yang sederhana, tapi sarat akan makna. Untuk melengkapi buku ini, ada juga kisah-kisah hangat seputar keluarga, persahabatan, dan cinta.

Bawalah buku ini ke mana pun Anda pergi, dan Anda dapat menggunakannya sebagai: (a) teman ngabuburit, melupakan rasa lapar sebelum beduk maghrib, (b) sahabat di kala mudik, pengusir bosan dan lelah dalam perjalanan, (c) bahan renungan dan obrolan saat berkumpul di Hari Raya, dan (d) penghibur hati di kala merayakan lebaran jauh dari keluarga.

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: