Loading

Pendekar Cinta - Widi Widayat

Pemandangan gunung Thai San di musim semi sangat indah, dimana-mana akan tercium harum bunga dan rerumputan dalam tiupan angin sepoi-sepoi. Juga tidak ketinggalan gemericik air terjun dan sejuknya belaian angin gunung.
 
Di lereng-lereng gunung dan jurang bermekaran bunga-bunga liar seolah menyambut kedatangan tamu dari jauh. Bunga-bunga di Gunung Thai San kebanyakan tumbuh tebing-tebing terjal, maka hanya dapat dipandang dari jauh. Hanya mereka yang memiliki ginkang yang tinggi dapat memetik dan merasakan harum semerbaknya bunga gunung Thai San.

Setiap musim semi, gunung-gunung di sini menjadi lautan bunga persik, ada yang warna putih, ada pula yang merah. Lembah-lembah di sini penuh ditumbuhi pohon persik.
 
Setiap musim semi, dilihat dari jauh, bunga-bunga persik warna merah jambu menghias seluruh pemandangan."
 
Udara cerah dan jarang kabut membuat pelancong jarang melewatkan kesempatan untuk melihat matahari terbit dari lautan awan di puncak gunung.
 
Di gunung Thai San ini terdapat lebih 300 puncak, 260 sungai.Dan untuk mencapai puncak-puncak gunung itu tidaklah mudah, hanya ahli silat kelas satu yang dapat mendaki puncak gunung Thai San.Parapemburu umumnya hanya berburu sampai di sekitar kaki gunung, jarang yang mampu sampai ke puncak gunung.
 
Pagi hari, awan dan kabut tipis membubung perlahan-lahan menyelimuti seluruh Gunung Thai San.Dilihat dari bawah gunung, puncak gunung tampak samar-samar, kadangkadang tertutup oleh awan, dan dilihat dari puncak gunung, tampak lautan awan.Kadangkadang di atas gunung kabut tebal menutup pemandangan, sedang di bawah gunung hujan rintik-rintik; setelah kabut buyar, terhampar di depan mata pemandangan yang indah menawan.

Jauh di atas puncak tertinggi gunung Thai San terdengar sayup-sayup suara beradu denting logam. Ternyata suara itu berasal dari dua pasang pedang yang berkilauan di timpa sinar matahari pagi.
 
Terlihat seorang pemuda tujuh belasan tahun dengan tubuh yang kekar dan kuat sedang berlatih sejenis ilmu pedang sedang menyerang dengan sepenuh hati lawan tandingnya seorang tua berkisar 75 tahunan dengan rambut dan jenggot yang sudah putih semua melayani serangan si pemuda dengan sungguh hati. Yang mengherankan untuk orang setua itu masih memiliki daya tahan yang kuat untuk menahan dan membalas serangan pedang si pemuda dengan ilmu pedang yang sama.
 
Teknik pedang yang dipergunakan jelas merupakan salah satu ilmu pedang terhebat. Gerakan ilmu pedang tersebut seolah-olah awan-awan yang menutupi matahari. Sepintas ilmu pedang ini terlihat sangat dasar dan biasa-biasa saja. Namun bagi mereka yang pernah merasakan langsung gerakan ilmu pedang ini terasa timbul medan energi pelindung yang dapat menahan semua serangan lawan dan bahkan dapat menjadi serangan senjata makan tuan bagi siapa saja yang berada dalam lingkupan cahaya pedang.

Si pemuda memiliki kecepatan yang mengagumkan sedangkan si orang tua memiliki pertahanan yang sangat kokoh bak gunung Thai San yang tak tergoyahkan.


Download Novel Pendekar Cinta
( Password : Novel I-One )
 

Lupus, Tragedi Sinemata - Hilman Hariwijaya

Hahaha, buku ini sungguh kocak. Meski kocaknya zaman dulu sih. Buku ini terbit pertama kali tahun 1987. Wah, aku saja belum lahir! Pantas saja ada kata-kata zaman dulu, seperti ’kece’ (kurasa kata ini sudah diganti ’keren’ dalam novel-novel yang baru), atau ’ogut’ dan ’nginyem’. Aku tak tahu arti kata nginyem, tapi kelihatannya sih seperti diam keki atau malu begitu. Kayaknya loh.

Oya, buku ini bercerita tentang seorang anak SMA bernama Lupus (namanya aneh ya). Lupus ini orangnya lucu banget. Teman-temannya juga lucu banget, misalnya Boim yang norak, Gusur yang gendut, nggak kece, tapi sok nyastra, Fifi Alone yang ngartis.

Nah, dalam buku ini diceritakan kisah lupus yang kebanyakan konyol, misalnya waktu dia apel ke rumah ceweknya yang bernama Rina. Bapak si Rina ini galak banget. Lupus dan Rina sering banget digangguin sama si Bapak ini.

Ada juga kisah Lupus yang dendam sama adiknya Lulu, gara-gara Lulu nyolong coklatnya Lupus. Lupus memasang broklak (obat pencuci perut yang mirip coklat) untuk menjebak Lulu. Tapi yang makan broklak itu justru Gusur. Gusur akhirnya lemes gara-gara diare, hahaha.

Sampai sekarang Lupus masih populer. Menurutku sih karena sebenarnya masalah remaja itu sama saja dari waktu ke waktu. Nggak jauh-jauh deh dari masalah sekolah, orang tua, teman, cinta. Lupus misalnya mencontek rambut John Taylor. Aku tidak tahu siapa itu John Taylor, pastinya selebritis zaman dulu. Sekarang anak-anak cowok mencontek gaya rambut Giring Nidji. Jadi yah, sama saja.

Lupus, anak nakal yang doyan permen karet itu, ternyata malah sering dikangeni. Hadirnya dia di tengah-tengah teman-temannya membuat hidup remaja lebih berkelir. Penuh warna-warni indah. Padahal, apa sih kelebihan yang dimiliki Lupus? Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos? Penampilannya yang berkesan santai? Atau justru sikapnya yang kadang-kadang nakal?

Nggak tau ya. Yang jelas tiada hari ceria tanpa kehadiran dirinya (taela!). Tiada rasa rindu tanpa canda ria bersamanya. Itu kata mereka sendiri : remaja. Sedang Lupus sendiri menanggapi dengan cuwek bebek aja "Ah, enggak enak dikangeni itu. Kalo kebetulan berhalangan hadir, suka ditanya-tanya terus. Repot, kan...," katanya sambil cengar-cengir.

Tapi tentang keberhasilan Lupus jadi idola remaja ini, penulisnya cuma bisa ngerendahin diri, ninggiin mutu,"Ah, itu kan cuma karena selera saya memang sama dengan selera remaja pada umumnya. Jadi apa yang disukai remaja, biasanya saya juga suka."

Dan judul keempat dalam seri Lupus : Tragedi Sinemata ini tetap akan memuaskan kamu semua. Soalnya, selera kita kan memang sama. Jadi, mau apa lagi?
 
 
 
( Password : Novel I-One )

Lupus Kecil - Hilman Hariwijaya

LUPUS selalu ada-ada saja ternyata. Dia selalu ada bila di situ banyak kembang gula. Anak ini suka sekali kembang gula. Tau kembang gula? Itu lho, makanan yang terbuat dari kembang, yang diatasnya ditaburi gula.hihihi...

Dan sekali caplok, mulut Lupus bisa memuat lima atau enam kembang gula. Bukannya serakah, biar rasanya meriah kayak taman ria, ujar Lupus.

Mungkin di antara kalian sudah ada yang pernah mendengar cerita dia setelah besar. Setelah kelas dua SMA. Nah, ini memang catatan saat Lupus masih kecil. Masih kelas satu SD.

Guruku Manis Sekali 
Lupus punya guru baru. Gurunya maniis dan baeeek banget. Jadinya Lupus dan temen-temennya pada sok sibuk ngambil hati Bu Guru. Yang biasanya nggak pernah nyisir, jadi tampil kelimis. Yang biasanya bajunya lecek dan dikeluarin, jada pada licin kena setrika dan wangi. Pokoknya kelas Lupus jadi full-wangi. Kalah deh taman bunga.

Ngga cuma itu aja. Mereka juga jadi sibuk ngapalin tips-tips supaya disayang guru. Misalnya ngga boleh berisik waktu guru sedang ngajar, nggak boleh ngejulukin guru : si pantat bebek lah, idung ongol-ongol lah. Malah syukur-syukur kalo bisa sih pas jam istirahat nyempetin nraktir makan somai si Ibu Guru di kantin. Hehehe...

Tapi dasar Lupus apes, lagi persaingan ketat begitu, rambut Lupus malah dibabat abis sama Papi. Lupus sampe syok dan minder. Dia nutupin kepalanya pake topi. Waktu Pak Kepsek negur, dia sampe nggak berani ngangkat kepala. Bahkan Lupus minta supaya Pak Kepsek jangan lama-lama ngeliatin dia. Eh, nggak tahunya, Pak Kepsek malah kagum sama potongan rambut Lupus, dan kepalanya Lupus itu dijadikan proyek percontohan.

Berakhirnya penderitaan Lupus? Olala, tentu saja belum. Winur, cewek kece yang lagi deket sama Lupus jadi terheran-heran ngeliat tingkah aneh Lupus. Misalnya, pas mau ke mal naik bajaj, Lupus bukannya duduk mala berdiri. Pas pulangnya, Lupus jongkok. Winur bingung, kenapa sih ni anak?

Trus, apalagi kisah ajaibnya Lupus? Silakan baca sendiri sampe abis. Dijamin full ketawa ketiwi.

Download :
Lupus Kecil   (pdf)
( Password : Novel I-One)


Alkitab di Dunia Modern - James Barr

KONSENSUS PADA PERIODE SESUDAH PERANG
Pada tahun-tahun sesudah perang dunia II, peranan Alkitab dalam iman dan teologia Kristen dinilai tinggi sekali, bahkan selama satu abad lebih sebelumnya, tidak pernah Alkitab mendapat penilaian yang begitu tinggi. Sebagian besar dari pada anggota-anggota Gereja dan dari pada kaum Teolog pada periode itu agaknya sependapat bahwa peranan Alkitab adalah mutlak penting, sehingga kalau Alkitab diabaikan, pastilah gereja dan iman kristen mengalami kecelakaan. Kedudukan Alkitab yang tinggi itu diakui oleh para teolog dan tercermin secara praktis dalam kehidupan jemaat-jemaat.

1. Gerakan Neo-orthodox
Teologia pada waktu itu umumnya secara kuat menekankan Alkitab. Penekanan tersebut menonjol dalam gerakan yang sering disebut gerakan "neo-orthodox," yang dipelopori oleh Karl Barth. Gerakan neo-orthodox itu mulai segera setelah perang dunia I dan begitu berkembang, sehingga pada akhir perang dunia II, sudah berpengaruh sekali. Titik penekanannya adalah pada isi Alkitab. Bahan pergumulannya ialah Allah Alkitab, Allah yang menyatakan Diri sebagaimana Dia berada, Allah orang Israel, konsep-konsep dan pemikiran Alkitab. Dengan penekanan-penekanan yang demikian, gerakan neo-orthodox itu kembali kepada prinsip-prinsip Reformasi yang sangat dihormatinya. Gerakan baru itu menolak pola-pola teologia yang disebut "liberal." Alasannya ialah bahwa: teologia liberal itu merupakan usaha manusiawi, yang menjadikan Allah serupa dan segambar dengan manusia, serta memberikan penekanan yang kuat sekali kepada kebudayaan manusia, hakekat manusia, dan cara berpikir manusia. Gerakan neo-orthodox itu menekankan bahwa iman mulai dengan Allah yang bersabda, dan Alkitablah yang menyaksikan Allah itu. Ada banyak orang, terutama di kalangan-kalangan yang berbahasa Inggris, yang tidak dapat menyetujui argumentasi-argumentasi khas yang dikemukakan teolog-teolog seperti Barth. Pengaruh gerakan neo-orthodox itu tidak nampak dalam bentuk konkrit dan agak bersifat umum, namun cukup besar juga. Atau mungkin lebih tepat kalau kita berbicara bukan tentang pengaruh ke-neo-orthodox-an itu pada teologia secara keseluruhan, melainkan bahwa ke-neo-orthodox-an itu merupakan suatu gejala khas dari pada kecenderungan yang tersebar luas di seluruh bidang teologia.

2. Ditekankannya Alkitab di luar gerakan neo-orthodox
 Ada alihan-aliran teologis yang lain-lain lagi yang memang tidak menyetujui pendapat-pendapat khas yang berlaku di kalangan neo-orthodox, namun merekapun makin lama makin mendekati Alkitab, makin bersandar pada isi Alkitab, makin menekankan Alkitab dan kekhasannya. Nampaklah pada waktu itu suatu hasrat untuk mengutamakan "pernyataan Allah" dan sejajar dengan penekanan itu suatu sikap peremehan terhadap "teologia alamiah" (natural teology) atau "agama alamiah" atau bahkan terhadap "agama" begitu saja. Telah menjadi suatu mode untuk menggariskan kontras antara pemikiran Alkitab (yang dinilai teologis positif) dengan cara-cara berpikir yang dianggap saingan, misalnya cara berpikir Yunani dan filosofis (yang dalam perbandingan dengan Alkitab dinilai negatif). Memang patut dicatat juga bahwa selalu ada suara-suara yang mengkritik kecenderungan-kecenderungan tersebut, namun harus diakui bahwa kecenderungan-kecenderungan itu kuat sekali, sehingga orang-orang yang menentangnya sering merasa terdesak.

3. Akibat-akibat gerakan kritik-historis
 Sejajar dengan perkembangan-perkembangan itu, beberapa problema yang sulit mengenai Alkitab, yang sudah mengganggu gereja-gereja, dan terutama gereja-gereja Protestan, selama lebih dari satu abad, agaknya sudah hampir dapat dipecahkan. Selama satu abad lebih, ahli-ahli Alkitab sudah biasa menggunakan metode-metode historis-kritis dalam menyelidiki kitab-kitab dalam Alkitab. Maka penggunaan metode-metode tersebut telah sangat mempengaruhi penilaian yang lazim diberikan kepada kitab-kitab tersebut. Dengan mengenakan metode-metode historis-kritis kepada bagian-bagian Alkitab seperti yang dikenakan kepada kesusasteraan kuna atau karangan-karangan sejarah yang kuna, para ahli telah sampai kepada kesimpulan-kesimpulan sbb.:
  1. Banyak kitab-kitab dalam Alkitab sebenarnya tidak dikarang oleh oknum yang secara tradisionil dianggap pengarangnya.
  2. Kemungkinan ada bahwa kitab-kitab tersebut terdiri dari berbagai lapis bahan yang berasal dari berbagai periode, dan yang disusun menjadi satu oleh redaktor pada akhir proses yang panjang.
  3. Diakui bahwa kitab-kitab tersebut mungkin mengandung unsur-unsur mitologis atau legenda-legenda historis, sehingga sejarah jaman kuna yang melatar-belakangi kitab-kitab Alkitab itu harus direkonstruksikan, dan tidak dapat diambil begitu saja dari naskah Alkitab sendiri.

Kesimpulan-kesimpulan yang bersifat kritis seperti itu menyebabkan retak-retak yang cukup mendalam dalam tubuh gereja Protestan. Kaum konservatif berpendapat bahwa kesimpulan-kesimpulan yang demikian itu membahayakan atau menyangkali sentralitas dan kewibawaan Alkitab di dalam gereja. Kalau harus diakui bahwa ada ketidaktelitian atau ketidaktepatan historis di dalam Alkitab, bagaimanakah Alkitab masih dapat dianggap teliti dan tepat secara teologis? Di pihak lain, jenis-jenis teologia yang bercorak liberal tidak lagi bersandar mutlak pada Alkitab, melainkan cenderung untuk menggunakannya secara selektif. Sedangkan golongan yang lain lagi, yaitu ahli-ahli sejarah agama Alkitab, nampaknya meneruskan tugas-analisanya dengan seolah-olah tidak peduli akan berita Alkitab secara keseluruhan, dan seolah-olah tidak mempunyai suatu pandangan poositif tentang pentingnya Alkitab atau kewibawaannya. Keretakan-keretakan dalam gereja Protestan yang terjadi demikian, yaitu antara kaum konservatif yang bersandar pada Alkitab dan kaum liberal yang mencita-citakan pandangan yang lebih luas, telah lama menyebabkan kesengsaraan yang pedih di tengah-tengah umat Kristen.

( Password : Novel I-One )

Nyai Ratu Kidul Hanya Rekayasa Politik

Nyai Ratu Kidul adalah kepercayaan yang masih sangat melekat pada pikiran masyarakat Jawa pada umumnya. Banyak muncul kisah-kisah dalam masyarakat pesisir Laut Selatan Jawa yang dihubung-hubungkan dengan kekuasaan penguasa Laut Selatan itu. 


Bagaimanakah kisah Nyai Ratu Kidul? Apakah Nyai Ratu Kidul benar-benar ada?

Kepercayaan itu semakin lama mulai semakin ada yang berani membantah, setelah peradaban Jawa semakin berkembang. Hanya saja kontroversi itu pun rasanya sulit berakhir, sebab bahkan banyak kalangan intelek di Jawa yang juga penganut loyal mistik kejawen dan klenik.

Sudah sangat lama saya mengalami proses berpikir tentang mistik kejawen yang akhirnya bisa saya simpulkan hanyalah sebagai sebuah paradigma Jawa kuno yang mengakibatkan stagnan perkembangan masyarakat. Pemujaan kepada roh-roh dan lelembut yang dilakukan oleh orang Jawa mengakibatkan terlalu banyaknya tempat yang dianggap keramat, menyita waktu dan biaya yang tidak sedikit, yang tidak mempunyai akibat positif terhadap produktivitas masyarakat sebab hanya membuang-buang waktu dan uang. Atau, masyarakat selalu berada dalam ketakutan untuk melakukan pekerjaan mereka secara bebas karena takut kutuk ini dan itu. Itulah gambaran masyarakat tradisional Jawa khususnya, dan di Asia-Afrika pada umumnya sampai saat ini, kalah jauh perkembangannya dengan dunia Barat yang rasional.

Karena penganut mistik yang masih sangat luas di masyarakat, tidak heran jika perusahaan-perusahaan televisi memanfaatkannya dengan suguhan tayangan-tayangan mistik, muncul majalah-majalah dan tabloid mistik, dan hal itu memperoleh sambutan yang begitu luas dari masyarakat Indonesia. Sambutan itu bukan sekedar soal hiburan, tetapi juga karena kegemaran dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal mistik.

Saya orang Jawa tulen, lahir di sebuah Desa Banggle, di pedalaman Nganjuk yang di dalam dan sekelilingnya penuh dengan kepercayaan mistik yang tidak terbatas. Ibu dan ayah saya adalah orang kejawen tulen, secara formal beragama Islam. Pada waktu usia saya menginjak 5 tahun, kebetulan saya mulai suka ikut-ikutan tidur di sebuah langgar atau mushola yang dibangun oleh Modin di desa kami. Langgar itu dibangun sekitar jaman Gestapu.

Jangan dibayangkan bahwa mushola atau langgar tersebut terkesan religius, sebab di dalamnya juga ada pembicaraan tentang rahasia isteri para santrinya yang dipergunjingkan, atau pembicaraan perjudian yang menjadi kisah nyata atau kelakukan beberapa santri yang dijadikan bahan gurauan menjelang tidur, serta pembicaraan tentang kesaktian kyai ini dan kyai itu, jin di pondok pesantren mana dan mana, dan sebagainya.

Saya masih ingat ketika suatu saat (masih usia SD) sengaja menghitung sandal saya yang hilang di langgar itu, dalam waktu satu bulan kehilangan enam pasang sandal. Dan hilangnya pasti pada waktu Maghrib, Isya’ dan Subuh. Karena seringnya kehilangan sandal, maka timbullah akal; kalau mau masuk langgar, sandal yang sebelah kiri saya lemparkan ke tempat gelap-gelap, sandal yang sebelah kanan saya sembunyikan di atas genting. Aman!

Tetapi langgar tersebut yang menjadi salah satu faktor cikal-bakal keberanian saya untuk tidak tunduk pada perkara-perkara mistik dan takhayul, sebab dari tempat itu – meskipun tidak diajari tentang bagaimana melawan jin atau lelembut – diberikan dasar-dasar pemikiran agama bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia. Meskipun terdapat banyak kisah para santri tentang jin yang menjaga masjid, kyai yang beristeri jin dan sebagainya, tetapi setidak-tidaknya masih memunculkan wacana bahwa manusia bukanlah sub-ordinasi atau tidak terletak di bawah kaum lelembut.

( Password : Novel I-One )


 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: