Loading

Cerita Puteri Tidur

Dahulu kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri.

Raja dan Ratu mengundang tujuh peri untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu.

Dalam acara megah yang diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri memberikan berkat kepada sang Puteri.


Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di dunia.”Peri kedua mengatakan “Kamu akan menjadi seorang Puteri yang periang.”Peri ketiga mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih sayang.”Peri keempat mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”Peri kelima mengatakan “Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.”

Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”

Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.

Peri tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.

Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.

Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk membangunkannya.”

Raja dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari.

Karena kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal. Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba.

Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan sang Puteri.

Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan.

Saat Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan mencari sang Puteri. Saat mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati.

Peri ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama.

Dalam waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua tertidur.

Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak benar.

Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang penuh misteri itu.

Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya.

Pangeran tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu.

Sesampainya disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana. Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak. Pangeran lalu masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas.

Setelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.

Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.

Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.

Banjir Darah di Borobudur

Banjir Darah Di Borobudur adalah salah satu cerita silat karya sang legenda Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo. Pada masa jayanya dulu, sang legenda ini mampu membuat para pembaca merelakan sudut-sudut kamarnya untuk dipenuhi ratusan judul karya sang legenda tersebut.

Setting cerita Banjir Darah Di Borobudur dibangun pada masa dimana di Jawa Tengah berkuasa dua kerajaan besar yaitu kerajaan Syailendra dan kerajaan Mataram. Kerajaan Syailendra adalah kerajaan Buddha yang dipimpin oleh raja Samaratungga sementara kerajaan Mataram adalah kerajaan Hindu dengan rajanya yang terkenal yaitu, Prabu Sanjaya. Pada masa itu pula sering terjadi konflik antara pemeluk agama Hindu dan pemeluk agama Buddha. Konflik inilah yang kemudian berkembang menjadi permusuhan antara kedua kerajaan. Hanya ada satu cara untuk menyelesaikan masalah ini dan menciptakan kerukunan diantara pemeluk agama Hindu dan Buddha : Perkawinan.

Kho Ping Hoo yang dengan tangkas meracik kisah sejarah dengan unsur-unsur fiktif menjadikan cerita ini menarik untuk disimak. Gaya penuturannya yang sangat sederhana bukan merupakan kelemahan, tapi menjadi suatu daya tarik tersendiri.
 
 

Mengurangi Ukuran Size Gambar JPEG Tanpa Kehilangan Kualitas

Biasanya ukuran gambar yang diambil menggunakan kamera digital akan memiliki size yang cukup besar. Untuk diupload ke ke situs facebook misalnya jika kalian berencana menshare foto tersebut akan memutuhkan waktu yang lama, dan terkadang situs tertentumembatasi ukuran maksimal gambar yang dapat diupload.


Jika kalian mencoba untuk mengurangi ukuran size gambar JPEG menggunakan editor foto, sering kali hasil yang didapatkan adalah gambar yang ngeblur dengan resolusi yang rendah.

Terkecuali bagi yang ahli dalam graphic design dan tahu cara menggunakan software advance seperti Photoshop maka memperkecil ukuran gambar bukanlah masalah besar.

Bagi kalian yang tidak ingin ribet menggunakan photoshop untuk mengurangi ukuran gambar anpa kehilangan kualitasnya dapat memanfaatkan sebuah aplikasi online bernamaJPEGmini.




JPEGmini adalah aplikasi web yang menyediakan jasa gratis untuk mengurangi ukuran sizedari foto tanpa akan kehilangan kualitas gambar.


Sumber : kasurkotor

Memperbesar Ukuran Foto/Gambar Tanpa Mengurangi Kualitas

 
 
Jika ingin memperbesar ukuran foto atau gambar maka kualitas yang didapatkan akan semakin tidak bagus, dimana terkadang foto akan terlihat nge-blur, ada titik titk atau noise. Ini merupakan masalah umum jika kita melakukan pembesaran foto.Ada beberapa software dan aplikasi online yang saya temukan berikut ini.
 


Untuk Vector Magic mempunyai 2 versi, untuk versi online dapat dilihat disini, dan versi software nya dapat di download disini.


Memperbesar Ukuran Foto/Gambar Tanpa Mengurangi Kualitas

Cerita Bukit Merah

Dulu, Singapura pernah direpotkan oleh ikan todak. Ikan bermoncong panjang dan tajam itu suka menyerang penduduk. Tak terhitung berapa banyak penduduk yang luka-luka dan mati akibat serangan ikan ganas itu.

Raja kemudian memerintahkan penglima perangnya untuk menaklukkan ikan-ikan jahat itu. Maka, dipersiapkanlah sepasukan prajurit untuk membunuh ikan itu. Akan tetapi, hampir semua prajurit itu mati di moncong Todak. Raja bingung bagaimana menundukkan ikan itu.

Di tengah kebingungannya, Raja didatangi seorang anak kecil.

“Mohon ampun, Paduka yang Mulia, bolehkah hamba mengatakan sesuatu tentang ikan-ikan itu?”

“Katakanlah!”

“Ikan-ikan itu hanya bisa ditaklukkan dengan pagar pohon pisang.”

“Apa maksudmu?”

Yang dimaksud anak kecil itu adalah pagar yang terbuat dari batang pohon pisang. Pohon-pohon itu ditebang, dijajarkan, kemudian direkatkan dengan cara ditusuk dengan bambo antara yang satu dan lainnya hingga menyerupai pagar. Pagar itu kemudian ditaruh di pinggir pantai, tempat ikan-ikan itu biasa menyerang penduduk.

Raja kemudian memerintahkan Panglima untuk membuat apa yang dilkatakan anak kecil itu. Diam-diam Panglima mengakui kepintaran si anak. Diam-diam pula dia membenci anak kecil itu. Gagasan si anak membuat Panglima merasa bodoh di hadapan Raja.

“Seharusnya akulah yang mempunyai gagasan itu. Bukankah aku panglima perang tertinggi? Masak aku kalah oleh anaka kecil,” katanya dalam hati.

Keesokan harinya, selesailah pagar pohon pisang itu. Pagar itu lalu ditaruh di tepi pantai sebagaimana yang dikatakana si anak kecil.

Ternyata benar. Ikan-ikan yang menyerang pagar pohon pisang itu tak bisa menarik kembali moncongnya. Mereka mengelepar-gelepar sekuat tenaga, tetapi sia-sia. Moncong mereka yang panjang dan tajam itu menancap kuat dan dalam pada batang pohon pisang yang lunak itu. Akhirnya, dengan mudah penduduk dapat membunuh ikan-ikan jahat itu.

Si anak pun diberi hadiah oleh Raja.

“Terima kasih. Kau sungguh-sungguh anak yang pintar,” puji Raja.

Orang-orang bersuka cita.

Akan tetapi, panglima perang yang iri dan kesal karena merasa tampak bodoh di hadapan Raja itu menghasut Raja.

“Baginda, anak kecil yang cerdas itu tampaknya bisa menjadi ancaman jika dia besar nanti.”

“Maksudmu?”

“Siapa tahu, setelah besar nanti, dengan kepintarannya dia berhasrat merebut tahta Paduka.”

Raja terhasut. Ia lalu memerintahkan Sang Panglima untuk menyingkirkan anak itu.

Sang Panglima mendatangi rumah anak kecil itu dan dengan licik membunuh anak tak berdosa itu. Anehnya, darah si anak mengalir deras dan membasahi seluruh tanah bukit tempat anak itu tinggal. Seluruh bukit menjadi merah. Orang-orang lalu menyebut tempat itu Bukit Merah.

Akses Database Menggunakan Java

import javax.swing.*;
import java.awt.GridLayout;
import java.awt.BorderLayout;
import java.awt.event.*;
import java.sql.*;
import javax.swing.table.DefaultTableModel;
public class sisip implements ActionListener {
JLabel labelNama = new JLabel(“nama:”);
JTextField fieldNama = new JTextField(10);
JLabel labelNim = new JLabel(“nim:”);
JTextField fieldNim = new JTextField(10);
JLabel labelProdi = new JLabel(“prodi:”);
JTextField fieldProdi = new JTextField(10);
JLabel labelAlamat = new JLabel(“alamat:”);
JTextField fieldAlamat = new JTextField(10);
JLabel labelKota = new JLabel(“kota:”);
JTextField fieldKota = new JTextField(10);
JButton tombolSimpan = new JButton(“simpan”);
JButton tombolBatal = new JButton(“batal”);
JPanel panelSemua = new JPanel();
JPanel panelAtas = new JPanel();
JPanel panelCenter = new JPanel();
JScrollPane scrollPane = new JScrollPane();
JTable tabel = new JTable();
DefaultTableModel tabMode;
Connection koneksi;
sisip(){
BorderLayout bl = new BorderLayout();
panelSemua.setLayout(bl);
GridLayout gl1 = new GridLayout(6,2);
panelAtas.setLayout(gl1);
panelAtas.add(labelNim);
panelAtas.add(fieldNim);
panelAtas.add(labelNama);
panelAtas.add(fieldNama);
panelAtas.add(labelProdi);
panelAtas.add(fieldProdi);
panelAtas.add(labelAlamat);
panelAtas.add(fieldAlamat);
panelAtas.add(labelKota);
panelAtas.add(fieldKota);
panelAtas.add(tombolSimpan);
panelAtas.add(tombolBatal);
panelSemua.add(“North”, panelAtas);
Object[] row = {“NIM”, “Nama”, “Prodi”, “Alamat”, “Kota”};
tabMode = new DefaultTableModel(null, row);
tabel.setModel(tabMode);
scrollPane.getViewport().add(tabel, null);
panelSemua.add(“Center”, scrollPane);
koneksiDatabase();
tampilDataKeTabel();
tombolSimpan.addActionListener(this);
tombolBatal.addActionListener(this);
JFrame frame = new JFrame(“input data”);
frame.setContentPane(panelSemua);
frame.setSize(400,250);
frame.setVisible(true);
frame.setDefaultCloseOperation(JFrame.EXIT_ON_CLOSE);
frame.setResizable(true);
}
public void actionPerformed(ActionEvent kejadian) {
try {
if(kejadian.getSource()==tombolSimpan) {
String nama = fieldNama.getText();
String nim = fieldNim.getText();
String prodi = fieldProdi.getText();
String alamat = fieldAlamat.getText();
String kota = fieldKota.getText();
//Class.forName(“com.mysql.jdbc.Driver”);
//System.out.println(“driver JDBC ditemukan…”);
//String url = “jdbc:mysql://localhost:3306/dbmahasiswa?user=root&password=t3l0g0dh0g”;
//Connection koneksi = DriverManager.getConnection(“jdbc:mysql://localhost:3306/dbmahasiswa”,
//                                                 “root”,”t3l0g0dh0g”);
//System.out.println(“koneksi sukses…”);
koneksiDatabase();
Statement perintah = koneksi.createStatement();
String sql = “INSERT INTO mahasiswa VALUES (‘”+nim+”‘,’”+nama+”‘,’”+prodi+”‘,’”+alamat+”‘,’”+kota+”‘);”;
perintah.executeUpdate(sql);
fieldNama.setText(“”);
fieldNim.setText(“”);
fieldProdi.setText(“”);
fieldAlamat.setText(“”);
fieldKota.setText(“”);
//perintah.close();
//koneksi.close();
JOptionPane.showMessageDialog(panelSemua, “data sukses tersimpan…”);
//hapusTabel();
tampilDataKeTabel();
}
}
catch(Exception e) {
System.out.println(“terjadi error…”);
}
if(kejadian.getSource()==tombolBatal){
fieldNama.setText(“”);
fieldNim.setText(“”);
fieldProdi.setText(“”);
fieldAlamat.setText(“”);
fieldKota.setText(“”);
}
}
public void koneksiDatabase() {
try {
Class.forName(“com.mysql.jdbc.Driver”);
System.out.println(“JDBC ditemukan…”);
try {
String url = “jdbc:mysql://localhost:3306/dbmahasiswa?user=root&password=t3l0g0dh0g”;
koneksi = DriverManager.getConnection(url);
System.out.println(“koneksi sukses…”);
}
catch (SQLException se) {
System.out.println(“koneksi gagal = ” + se);
System.exit(0);
}
}
catch (ClassNotFoundException cnfe) {
System.out.println(“class tidak ditemukan… error: ” + cnfe);
System.exit(0);
}
}
public void tampilDataKeTabel() {
hapusTabel();
try {
String sql = “SELECT * FROM mahasiswa”;
Statement stat = koneksi.createStatement();
ResultSet set = stat.executeQuery(sql);
while(set.next()) {
String nim = set.getString(“nim”);
String nama = set.getString(“nama”);
String prodi = set.getString(“prodi”);
String alamat = set.getString(“alamat”);
String kota = set.getString(“kota”);
String[] data = {nim, nama, prodi, alamat, kota};
tabMode.addRow(data);
}
}
catch (Exception e) {
}
}
public void hapusTabel() {
int row = tabMode.getRowCount();
for(int i=0; i<row; i++) {
tabMode.removeRow(0);
}
}
public static void main(String[] args) {
sisip insertRecord = new sisip();
}
}
 
Output Program :

Setelah Disisipkan record baru

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: