Seumur hidupnya si Taram hanya dua kali mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Pertama pada saat ayahnya membelikan kacamata buat si Taram,kedua pada saat si Taram mengumandangkan adzan karena suaranya sangat merdu sekali.
Si Taram jatuh cinta kepada Nurhaida,pada saat mengungkapkan isi hatinya kepada Nurhaida,dia pun menerima permintaan hatinya.
Lima hari kemudian si Taram ingin meminang Nurhaida,maka oleh orang tuanya menyuruh pak Jalil untuk meminang Nurhaida. Ternyata keputusannya ditolak oleh orang tua Nurhaida.
Dua hari kemudian setelah penolakan itu,si Taram pergi ke rumah nenek Tijah untuk menghilangkan kesedihannya. Kemudian nenek Tijah menasehati si Taram agar jangan terlalu memikirkan Nurhaida. Setelah itu nenek Tijah menceritakan asal usul si Taram,ternyata si Taram hanya anak pungut. Sewaktu bayi,dia diberikan oleh seorang wanita yang keadaanya serba kekurangan kepada kedua orang tua kamu sekarang pada saat bulan madu. Mendengar cerita tersebut dia merasa sedih dan kaget sekali. Kemudian si Taram sadar bahwa penolakan dari orang tua Nurhaida itu dikarenakan si Taram adalah anak pungut.
Setelah peristiwa penolakan dari keluarga Nurhaida,si Taram berencana untuk kawin lari bersama Nurhaida. Rencana tersebut disetujui oleh Nurhaida. Setelah mereka kabur dari kampungnya,kedua orang tua mereka pun sangat gempar atas kehilangan anak – anaknya.
Dua hari kemudian setelah penolakan itu,si Taram pergi ke rumah nenek Tijah untuk menghilangkan kesedihannya. Kemudian nenek Tijah menasehati si Taram agar jangan terlalu memikirkan Nurhaida. Setelah itu nenek Tijah menceritakan asal usul si Taram,ternyata si Taram hanya anak pungut. Sewaktu bayi,dia diberikan oleh seorang wanita yang keadaanya serba kekurangan kepada kedua orang tua kamu sekarang pada saat bulan madu. Mendengar cerita tersebut dia merasa sedih dan kaget sekali. Kemudian si Taram sadar bahwa penolakan dari orang tua Nurhaida itu dikarenakan si Taram adalah anak pungut.
Setelah peristiwa penolakan dari keluarga Nurhaida,si Taram berencana untuk kawin lari bersama Nurhaida. Rencana tersebut disetujui oleh Nurhaida. Setelah mereka kabur dari kampungnya,kedua orang tua mereka pun sangat gempar atas kehilangan anak – anaknya.
Setelah sampai di Singapura kedua sejoli itu pun menikah. Setelah menikah kehidupan mereka menjadi makmur,segala macam kebutuhannya dapat terpenuhi.
Semenjak kehilangan kedua sejoli itu,kedua orang tua mereka merasa sangat kehilangan. Kemudian orang tua Nurhaida mengutus anak buahnya untuk pergi mencari mereka ke Singapura. Ternyata pencarian mereka berhasil. Mereka berpura – pura ingin mengunjungi kedua sejoli tersebut. Kemudian setelah lama tinggal di rumah si Taram,diam – diam orang tua tersebut merayu dan menceritakan tentang kampungnya,kepada Nurhaida.
Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram,Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang.
Semenjak kehilangan kedua sejoli itu,kedua orang tua mereka merasa sangat kehilangan. Kemudian orang tua Nurhaida mengutus anak buahnya untuk pergi mencari mereka ke Singapura. Ternyata pencarian mereka berhasil. Mereka berpura – pura ingin mengunjungi kedua sejoli tersebut. Kemudian setelah lama tinggal di rumah si Taram,diam – diam orang tua tersebut merayu dan menceritakan tentang kampungnya,kepada Nurhaida.
Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram,Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang.
Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya,akan tetapi si Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampung menyebutnya sudah menjadi janda.
Pada awal bulan Rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab,dia adalah seorang saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat – obatan. Syekh Wahab sangat dihormati di kampung itu. Pada hari Jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi imam.
Setelah dua bulan lamanya,terjadilah isu yang memberitakan bahwa Syekh Wahab akan meminang Nurhaida. Mendengar kabar tersebut orang tua Nurhaida pun langsung menerima pinangannya tersebut.
Setelah dua bulan lamanya,terjadilah isu yang memberitakan bahwa Syekh Wahab akan meminang Nurhaida. Mendengar kabar tersebut orang tua Nurhaida pun langsung menerima pinangannya tersebut.
Hari yang dinantikan telah tiba,jam empat sore akan dilangsungkan pernikahan secara besar – besaran. Selanjutnya kedua sejoli itu resmi menjadi suami istri.
Hari raya Idul Fitri pun telah tiba. Semua warga kampung pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Yang menjadi imam dan khotib adalah Syekh Wahab.
Hari raya Idul Fitri pun telah tiba. Semua warga kampung pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Yang menjadi imam dan khotib adalah Syekh Wahab.
Setelah selesai melaksanakan shalat ID,lalu Syekh Wahab berkhotbah. Setelah selesai berkhotbah,dia naik ke tingkat atas mimbar dan membuka penutup kepala serta kain yang menutupi janggutnya. Kemudian para jemaah heran dan kaget melihat kejadian tersebut. Karena Syekh Wahab memotong habis janggut serta kumisnya. Ternyata Syekh Wahab adalah si Taram,orang yang selama ini dicari – cari oleh warga kampungnya.
Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram,Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang.
Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram,Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang.
Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya,akan tetapi si Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampung menyebutnya sudah menjadi janda.
Pada awal bulan Rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab,dia adalah seorang saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat – obatan. Syekh Wahab sangat dihormati di kampung itu. Pada hari Jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi imam.
Pada awal bulan Rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab,dia adalah seorang saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat – obatan. Syekh Wahab sangat dihormati di kampung itu. Pada hari Jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi imam.
Syekh Wahab dan Nurhaida akan menikah. Orang tua Nurhaida menerima lamaran Syekh Wahab.
0 komentar:
Post a Comment