Loading

Seandainya Mereka Bisa Bicara - James Herriot

 

Herriot adalah dokter muda yang baru saja lulus. Ia mendapatkan jawaban dari Darrowby, sebuah praktik hewan besar di Yorkshire Dales. Siegfried Farnon, calon majikannya, meminta Herriot datang untuk diwawancarai. Jika kedua pihak setuju, maka Farnon akan mengangkat Herriot menjadi asistennya. Maka, berangkatlah Herriot menuju Yorkshire. Yorkshire dalam bayangan Herriot adalah sebuah kota yang kaku dan membosankan. Walau bagaimanapun Herriot patut bersyukur dengan panggilan pekerjaan ini, karena pada masa itu Inggris sedang berada dalam kondisi yang sulit, di mana semua orang berebut mencari pekerjaan.



Gambaran tentang sebuah kota yang membosankan sedikit demi sedikit lenyap dari bayangan Herriot ketika ia memasuki kota Yorkshire untuk pertama kalinya. Herriot melukiskannya seperti ini:

“Pegunungan yang tinggi dan tak berbentuk itu mulai terurai jadi bukit-bukit hijau dan lembah-lembah luas. Di dasar lembah tampak sungai yang berliku-liku di antara pepohonan. Rumah-rumah petani yang terbuat dari batu yang kokoh dan berwarna kelabu, tampak seperti pulau di tengah ladang yang diusahakan. Ladang itu terbentang ke atas seperti tanjung yang hijau cerah di lereng bukit.

“.. kota ini sesungguhnya indah. Tepi sungainya berbatu-batu kerikil. … Di mana-mana, di jalan-jalan, melalui jendela-jendela rumah, kita dapat melihat bukit itu melatarbelakangi deretan rumah. Bukit itu tampak besar dan megah. Udaranya bersih dan segar.”

Pemandangan Yorkshire yang indah seketika membuat Herriot jatuh cinta. Cinta itu tidak bertepuk sebelah tangan karena sejak hari itu Herriot resmi memulai karirnya sebagai dokter hewan di pedesaan Yorkshire.

Buku ini mengisahkan pengalaman-pengalaman menarik Herriot selama bekerja menjadi dokter hewan serta pergaulannya dengan penduduk setempat. Berbagai cerita dituliskan dengan sangat menarik dan penuh humor, terkadang membuat kita tertawa tergelak-gelak, di lain waktu mampu membuat kita begitu terharu.

Buku yang sungguh menginspirasi, membangkitkan semangat sekaligus mengajarkan nilai-nilai moral yang patut dijunjung tinggi, tanpa menggurui.








Artikel Terkait:

1 komentar:

November 25, 2012 at 6:33 PM Anita Aendi said...

makasi banyak...tapi linknya not found

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: