Raja Leland duduk di Ruang Rekreasi sambil bersantai membaca koran dan menikmati hangatnya kopi hitam. Itulah kebiasaannya di pagi hari.
Seharian mengurus banyak urusan kerajaan membuatnya lelah dan hanya di pagi hari seperti inilah ia bisa beristirahat.
Tengah ia menikmati istirahatnya, seseorang mengetuk pintu.
“Masuk!” kata Raja Leland jengkel.
“Lapor, Paduka,” kata prajurit itu, “Menteri Luar Negeri Kerajaan
Skyvarrna ingin bertemu Anda. Katanya ini urusan yang sangat penting yang menyangkut dua kerajaan.”
“Sepenting apakah urusannya?” gumam Raja Leland jengkel.
“Maafkan saya, Paduka,” kata prajurit itu, “Saya telah mengatakan
padanya bahwa Anda tidak senang diganggu pada pagi hari tetapi ia mengatakan Raja Elleinder memberinya tugas yang sangat penting dan ia harus bergegas kembali ke Kerajaan Skyvarrna.”
“Baiklah,” kata Raja Leland, “Katakan padanya untuk menungguku di Ruang Tahta. Aku akan menemuinya di sana .”
“Baik, Paduka.”
Prajurit itu pergi untuk melakukan tugas yang diperintahkan padanya. Tak lama kemudian pintu diketuk lagi.
“ Ada apa lagi?” kata Raja Leland geram. Calf terkejut melihatnya. “ Ada apa, Paman?”
“Kukira engkau adalah prajurit itu lagi.”
“ Ada apa Menteri Luar Negeri Kerajaan Skyvarrna datang sepagi ini?”
“Aku tidak tahu. Katanya sangat penting.”
Calf ingin tahu apa yang dibawa Menteri itu dari kerajaannya yang luas.
“Boleh aku ikut?” tanyanya hati-hati.
“Justru aku mengharapkan engkau ikut,” kata Raja Leland, “Engkaulah calon penggantiku.”
Calf senang mendengarnya. Ribuan kali ia mendengarnya, ia tidak akan bosan. Memang sejak dulu itulah yang diharapkannya, menggantikan pamannya. Berdua mereka menemui Menteri Luar Negeri Kerajaan Skyvarrna di Ruang Tahta.
“Selamat pagi, Paduka,” sapa Perkins ketika melihat mereka, “Maafkan saya yang telah menganggu Anda sepagi ini.”
“Selamat pagi,” kata Raja Leland sambil tersenyum ramah, “Urusan penting apakah yang membuatmu datang sepagi ini?”
“Saya diperintahkan oleh Paduka Raja Elleinder untuk menyampaikan surat pada Anda. Sebelumnya ia minta maaf karena tidak dapat datang sendiri.”
“Katakan padanya aku mengerti. Memang sulit memerintah kerajaan yang seluas itu.”
Perkins merogoh sakunya dan mengeluarkan surat itu. “Ini suratdari Paduka Raja Elleinder,” katanya sambil menyerahkan surat itu.
Calf menerima surat itu kemudian memberikannya pada Raja Leland. Raja Leland membuka surat itu dan membacanya.
Calf yang ikut membaca terkejut melihat isi surat itu yang berbunyi:
Kepada Yang Terhormat Paduka Raja Leland,
Hubungan antara Kerajaan Aqnetta dan Kerajaan Skyvarrna telah terjalin dengan baik sejak lama. Persahabatan yang telah berlangsung selama lebih dari tiga abad ini telah mempererat hubungan kedua kerajaan. Sebagai kerajaan yang bertetangga, saya merasa tidak ada salahnya kalau kita semakin mempererat hubungan itu.
Saya telah banyak mendengar tentang Putri Anda. Banyak yang mengatakan ia sangat cantik sehingga Anda tidak rela ia dilihat oleh orang lain. Sayapun kemudian merasa tidak pantas untuk mendampinginya. Tetapi demi mempererat hubungan dua kerajaan yang bertetangga ini, saya memberanikan diri untuk melamarnya.
Dengan pernikahan ini, Kerajaan Aqnetta yang makmur dan Kerajaan Skyvarrna yang luas dapat lebih saling mendukung. Pada akhirnya kedua kerajaan ini akan mempunyai hubungan yang sangat erat yang kelak akan sangat bermanfaat bagi generasi mendatang.
Melalui pernikahan antara saya sebagai Raja Kerajaan Skyvarrna dan Putri Mahkota Kerajaan Aqnetta, dapat dikatakan Kerajaan Skyvarrna menjadi wilayah dari kerajaan Kerajaan Aqnetta demikian pula sebaliknya. Hal ini selain dapat memperluas hubungan kerjasama antara dua negara juga dapat menghilangkan perbedaan yang selama ini ada di kedua kerajaan.
Pada akhirnya, pernikahan ini akan menguntungkan kedua belah kerajaan.
Hormat saya,
Elleinder
Elleinder
“Hal ini tidak pernah kubayangkan sebelumnya,” kata Raja Leland tak percaya. “Katakan pada Raja Elleinder aku setuju dengan pendapatnya.”
“Paman?” bisik Calf cemas, “Raja Elleinder hanya ingin menguasai kerajaan kita.”
“Mengapa engkau cemas, Calf?” Raja Leland balas bertanya dengan berbisik, “Kedua kerajaan akan menjadi satu dengan pernikahan ini. Sejak dulu aku ingin menguasai kerajaan yang luas seperti Kerajaan Skyvarrna dan dengan pernikahan ini impianku terwujud.”
“Tetapi kerajaan kita menjadi milik mereka.”
“Tidakkah engkau mengerti, Calf? Pernikahan dua Putra Mahkota dari dua kerajaan akan mempersatukan dua kerajaan. Seperti yang dikatakan Raja Elleinder dalam suratnya, Kerajaan Skyvarrna menjadi wilayah Kerajaan Aqnetta dan Kerajaan Aqnetta menjadi wilayah Kerajaan Skyvarrna.”
“Berarti aku bukan lagi pengganti Paman?” tanya Calf tak percaya.
“Maafkan aku, Calf. Aku tidak ingin mengecewakanmu tetapi inilah yang akan terjadi dengan pernikahan ini,” kata Raja Leland, “Demi kemajuan Kerajaan Aqnetta, engkau harus merelakan hal ini.”
Calf kecewa bercampur geram karenanya. Tanpa mengatakan apapun, ia meninggalkan Ruang Tahta.
Perkins kebingungan melihat pemuda itu berlalu begitu saja dengan marah.
“Abaikan dia,” kata Raja Leland, “Sekarang kita akan membicarakan isi surat Raja Elleinder.”
“Katakan padanya aku sepenuhnya setuju padanya. Aku menerima lamarannya,” kata Raja Leland dengan gembira, “Atau aku harus menulis surat untuknya.”
“Menurut saya, lebih baik kalau Baginda membalas surat Paduka Raja Elleinder sehingga tidak akan ada keraguan ketika saya menyampaikan balasan Anda.”
“Tentu. Tentu saja,” kata Raja Leland, “Tunggulah sebentar.”
Raja Leland memerintahkan kepada prajurit untuk mengambilkan kertas dan pena dari Ruang Gambar yang dekat dengan Ruang Tahta.
Sambil menunggu prajurit itu kembali, Raja Leland mengajak Perkins bercakap-cakap.
“Raja Elleinder memang seorang raja yang cakap walau ia masih muda. Aku tidak pernah menyangka ia mempunyai pikiran yang sangat jauh tentang hubungan dua kerajaan ini.”
“Anda benar, Paduka,” sahut Perkins, “Ketika Raja Fahrein meninggal, Kerajaan Skyvarrna menjadi kacau tetapi Raja Elleinder dapat segera menguasai keadaan.”
“Aku tidak pernah memikirkan bahwa dengan menikahkan putriku dengannya, kedua kerajaan ini akan mempunyai hubungan kerabat bahkan kedua kerajaan tetangga ini dapat menjadi satu kerajaan. Sungguh merupakan suatu keberuntungan bagi kerajaan kecil ini untuk dapat menjadi satu dengan Kerajaan Skyvarrna yang luas.”
Akhirnya Perkins mulai dapat memahami mengapa Elleinder melamar Putri Kerajaan Aqnetta. Tetapi ia tetap tidak mengerti mengapa demi menguasai Kerajaan Aqnetta , ia rela mengorbankan dirinya sendiri untuk menikah dengan Putri yang konon sangat tidak cocok menjadi seorang Putri sejati.
“Juga merupakan keberuntungan bagi Kerajaan Skyvarrna untuk dapat bergabung dengan Kerajaan Aqnetta yang makmur dan kaya hasil alam,” kata Perkins merendah.
Raja Leland tertawa karenanya. “Kerajaan Skyvarrna beruntung memiliki seorang menteri sepertimu.”
Lagi-lagi Perkins merendahkan diri. “Kerajaan Aqnetta juga beruntung memiliki seorang Raja yang sebijaksana Anda, Paduka.”
Raja Leland senang melihat sikap Perkins yang penuh rasa hormat dan kesopanan. Prajurit yang ditugaskan Raja Leland untuk mengambil kertas beserta pena itu akhirnya tiba. Dengan setengah membungkuk hormat, ia menyerahkan benda-benda itu pada Raja Leland. Segera setelah menerimanya, Raja Leland menulis suratjawabannya. Tidak sampai sepuluh menit ia telah selesai menuliskan semua kegembiraan dan persetujuannya atas lamaran Elleinder.
“Berikan ini pada Raja Elleinder,” katanya sambil menyerahkansurat itu pada Perkins.
“Baik, Paduka,” jawab Perkins.
“Apakah engkau mau sarapan pagi di sini bersamaku?” Raja Leland tiba-tiba mengundang Perkins sebagai wujud kegembiraannya.
“Saya akan senang sekali tetapi maafkan saya, Baginda. Paduka Raja Elleinder memerintahkan saya untuk segera kembali setelah menerima jawaban Anda atas suratnya.”
“Ya… ya tentu saja,” kata Raja Leland berulang-ulang. “Bila demikian halnya, aku tidak dapat memaksamu lagi. Sampaikan juga salam dan hormatku pada Raja Elleinder.”
“Berikan ini pada Raja Elleinder,” katanya sambil menyerahkansurat itu pada Perkins.
“Baik, Paduka,” jawab Perkins.
“Apakah engkau mau sarapan pagi di sini bersamaku?” Raja Leland tiba-tiba mengundang Perkins sebagai wujud kegembiraannya.
“Saya akan senang sekali tetapi maafkan saya, Baginda. Paduka Raja Elleinder memerintahkan saya untuk segera kembali setelah menerima jawaban Anda atas suratnya.”
“Ya… ya tentu saja,” kata Raja Leland berulang-ulang. “Bila demikian halnya, aku tidak dapat memaksamu lagi. Sampaikan juga salam dan hormatku pada Raja Elleinder.”
“Baik, Baginda,” kata Perkins sambil membungkuk hormat, “Semua perkataan Anda akan saya sampaikan pada Paduka Raja Elleinder.”
Tak lama kemudian Perkins meninggalkan Istana Vezuza dengan berbagai perasaan. Lamaran telah diterima. Untuk hubungan kedua kerajaan sudah jelas tetapi tidak untuk masa depan Raja dari Kerajaan Skyvarrna. Perkins tidak dapat membayangkan seperti apakah rupa Putri Kerajaan Aqnetta. Dan kalau apa yang dikatakan banyak orang tentangnya itu benar, Perkins tidak dapat membayangkan bagaimana kebahagiaan Elleinder yang harus berdampingan dengan Putri itu.
Perkins telah menjadi Menteri Luar Negeri Kerajaan Skyvarrna sejak Elleinder masih kecil. Dan hubungan mereka sudah akrab seperti ayah dan anak.
Ikuti Cerita Selanjutnya ..........!!!
( Password : Novel I-One )
Sumber : ac-zzz.tk
6 komentar:
keren ni bg.. udah lama ga mampir kesini..
ditunggu kunjungan baliknya
bagus sekali sob cerita Novelnya :)
haha, keren :D
berkunjung aja sob, nggak sempet baca semuanya.. salam sukses..
artikel yg mengesankan sob ,kunbal juga..............
yang butuh angka hasil ritual ghoib jitu
,2d_3d_4d_5d_6d, telpon eyang woro manggolo di nomor ini
(_082_391_772_208_) terima kasih
Post a Comment