Loading

Novel Duka Lara - Bios

Di sebuah jalan tol dalam kota, sebuah sedan mewah melaju dengan cepat menembus gelapnya malam. Kedua penumpangnya yang masih muda tampak begitu bersemangat, berkendara bersama menuju ke rumah seorang gadis yang baru mereka kenal beberapa bulan yang lalu. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan menyita waktu, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Kini keduanya tampak asyik berbincang-bincang dengan seorang gadis yang begitu cantik.

“Orang tuamu belum pulang, Ra?” tanya Randy perihal orang tua Lara yang diketahuinya pergi ke Amerika.
“Belum, malah mereka mau terbang ke Eropa,” jawab Lara seraya merubah posisi duduknya.
“Asyik dong, dengan begitu kau bisa lebih lama menghirup udara kebebasan.”
“Apanya yang asyik, aku justru merasa kesepian karena ditinggal mereka terlalu lama. Untung saja ada sepupuku yang menemaniku selama mereka di luar negeri.”
"O ya, Ra. Ngomong-ngomong, Nina ke mana?” tanya Bobby mengenai sepupu Lara yang menginap di rumah itu.
“Ada, di dalam,” jawab Lara singkat. “Ajak keluar dong! Biar kita ngobrol sama-sama!” pinta Bobby seraya tersenyum. “Maaf, Kak! Hari ini dia sibuk belajar, katanya besok ada ujian.” “Rajin juga ya dia. Dulu, ketika aku masih kuliah. 
 
Aku paling malas dengan yang namanya belajar. Kalau lagi ujian, aku biasa mencontek menggunakan secarik kertas kecil yang kusembunyikan di bawah lembaran soal. Dan kalau lagi ada pemeriksaan, contekan itu buru-buru kusembunyikan di celah lipatan bajuku.”
“Aku juga, Bob,” timpal Randy.
“Itu namanya kalian curang. Masih kuliah saja sudah berani tidak jujur, apalagi kalau jadi pejabat. Bisa-bisa kalian jadi koruptor kelas kakap.”
“Ya, untung saja aku tidak jadi pejabat,” kata Randy ringan.
“Tapi, kontraktor curang kelas kakap,” timpal Bobby.
“Huss! Jangan buka kartu dong! Lagi pula, aku melakukan itu karena terpaksa, dan itu pun sudah lama sekali. Sekarang ini aku sudah insyaf dan tidak mau mengulanginya lagi.”
“Maaf, Ran. Ini kulakukan demi kebaikanmu. Terus terang, aku peduli padamu. Jika kau memang sudah insyaf, lalu kenapa belum lama ini kau bisa dapat tender itu. Padahal, jika kulihat perusahaanmu sama sekali tidak memenuhi syarat.”
“Waktu itu lagi-lagi aku terpaksa, Bob. Sebab sainganku juga menggunakan cara curang. Kalau aku tidak melakukan hal yang sama, bagaimana mungkin aku bisa dapat tender. Kalau kerap kali seperti itu, kapan perusahaanku bisa maju.”

Lara yang sejak tadi diam, tiba-tiba ikut bicara. “Kak Randy! Setiap orang kan sudah ada rezekinya masing-masing, jadi kau tidak perlu curang untuk mendapatkannya.”
“Kau betul, Ra. Namun, aku terpaksa berbuat begitu karena sistem yang tidak mendukung. 
Terus terang saja, jaman sekarang jika ingin bersaing secara jujur diperlukan mental yang kuat dan waktu yang relatif lebih lama,” kata Randy memberi alasan.
“Tapi biar bagaimanapun, cara curang itu tidak sepatutnya dilakukan, Kak. Sekalipun kau mempunyai alasan yang paling masuk akal. Sesungguhnya cara curang itu bisa merugikan orang-orang yang jujur,” jelas Lara memberi pengertian.
“Betul itu, Ra. Sungguh kasihan orang-orang yang jujur, mereka harus berusaha lebih keras agar bisa menjadi orang yang sukses,” Bobby menimpali.
“Baiklah… Mulai hari ini aku berjanji untuk tidak mengulanginya. Terus terang, aku merasa berdosa karena telah menghilangkan kesempatan buat orang-orang yang jujur,” kata Randy menyesal.
“Syukurlah kalau begitu,” kata Bobby seraya berpaling memandang Lara. “O ya, Ra. Ngomong-ngomong, boleh aku menumpang ke belakang?” tanya pemuda itu kemudian.
"O, silakan saja, Kak! Pergi sendiri, ya! Kau kan sudah tahu kamar mandinya,” kata Lara seraya merubah posisi duduknya lagi.
“Tapi, Ra. Aku... ” “Sudahlah, tidak apa-apa! Anggap saja seperti rumah sendiri!” “Baiklah kalau begitu,” kata Bobby seraya beranjak ke dalam. Ketika dia melewati ruang tengah dilihatnya Nina sedang menari mengikuti gerakan penari di layar kaca. Saat itu gerakan Nina tampak begitu indah, lenggak-lenggok tubuhnya yang ramping serta gemulai tangannya menahan pemuda itu untuk terus memperhatikannya.
“Tarian yang indah!” ucap Bobby tiba-tiba. Mendengar itu, Nina pun seketika berpaling. “Ka-
Kak Bobby...!” ucap gadis itu tergagap sambil terus memperhatikan wajah tampan yang kini tersenyum padanya. “Se-sejak kapan kau berdiri di situ?“ tanya gadis itu kemudian.
“Kau tidak perlu malu, Nin! Terus terang, gerakanmu tadi indah sekali, dan aku sangat menyukainya. Kupikir cuma Lara saja yang pandai menari, ternyata kau juga begitu pandai,” kata Bobby terus terang.
"Hmm… sebenarnya apa keperluanmu masuk kemari, Kak?” tanya Nina heran.
"Eng... sebenarnya aku mau menumpang ke belakang. Tapi ketika melihatmu tadi, aku sempat terpana. Eng... kalau begitu, sebaiknya aku segera ke belakang. O ya, maaf kalau aku sudah mengganggumu!” Lantas dengan segera pemuda itu melangkah pergi.

Sementara itu, Nina tampak memperhatikan kepergiannya. “Hmm... dia terpana? Benarkah yang dikatakannya itu?” tanya Nina dalam hati seraya duduk di sofa dan kembali memandang ke layar kaca.

Tak lama kemudian, Bobby sudah kembali. Kemudian dia segera mendekati Nina yang dilihatnya asyik menonton sinetron. “Nin, kau sudah selesai belajar kan?” tanyanya kepada gadis itu. 
 
Mendengar itu, seketika Nina menoleh, memperhatikan wajah tampan yang lagi-lagi tersenyum padanya. "Iya, Kak. Sudah...” jawabnya kemudian.

“Kalau begitu, kita ngobrol di luar yuk!” ajak Bobby kepadanya.
“Maaf, Kak! Aku tidak punya waktu. Tadi saja aku belajar terburu-buru karena mau nonton sinetron ini,” tolak Nina memberi alasan.
“Eng, baiklah... Kalau begitu silakan diteruskan menontonnya. O ya, maaf kalau aku sudah mengganggumu!” ucap Bobby seraya melangkah pergi.
"Tunggu, Kak!” tahan Nina tiba-tiba. “Iya, Nin. Ada apa?” tanya Bobby seraya kembali
memandang ke arah gadis itu. “Eng, nanti seusai sinetron ini aku akan
menyusul,” Nina berjanji.


Ikuti Cerita Selanjutnya.....!!!


( Password : Novel I-One )




Artikel Terkait:

5 komentar:

April 22, 2013 at 2:35 PM Teknik Listrik said...

wah bikin penasaran gan ceritanya

April 24, 2013 at 5:52 PM WiTeD said...

Thank you so much.

April 25, 2013 at 4:18 AM Bonus Turnover 2% Setiap kali Bermain Di Asiapoker77.co said...

ijin nyimak sampai selesei bang ,ceritanya bagus banget ,jangan lupa mampir ya

December 12, 2013 at 9:32 PM Unknown said...

INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT




INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT





INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: