
Mulanya sama sekali tidak kuperhatikan orang itu. Aku asyik memikirkan uang sewa kamarku yang belum lunas bulan lalu dan harus dibayar dalam tiga hari ini. Yang kupikirkan bukan uang itu. Tapi cara yang punya rumah memintanya. Dia tidak tahu bagaimana kepahitan hidup seorang penulis yang menggantungkan diri kepada karangan-karangannya.
Malam ini aku tidak pulang ke rumah. Malas dan mengkal. Maka aku memilih dengan menyusuri jalan-jalan malam hari sampai akhirnya pegal dan kemudian memilih jalan yang sepi. Dan kemudian kupilih sebuah tembok rumah dan duduk-duduklah aku di tangganya sambil merokok kretek.
Mulanya memang aku tidak memperhatikan orang itu. Tapi sekali bawah sadarku merasakan sesuatu dan demi heranku melihat tingkahnya yang agak aneh. Dia jalan mondar-mandir dalam jarak dua puluh langkah dan itu dilakukannya lebih dari setengah jam kukira. Kalau pegal dia duduk di pagar jalanan dan kemudian jalan lagi.
Akhir-akhir ini aku takut pada tentara. Dulu aku menabrak seorang tentara malam-malam dengan sepeda. Untung dia sabar dan tidak memukulku. Anehnya ia sesudah tidak jadi memukul itu
lantas menanyakan kartu penduduk. Dan soal kartu penduduk itu akhirnya menimbulkan perbuatan yang mencemaskan hidupku.
Artikel Terkait:
Buku dan Artikel
- The Chronicles of Narnia : Keponakan Penyihir - Nurul Huda Kariem MR
- Cinta Nasi Lemak - Nizam Zakaria
- Ksatria Negeri Salju - Sujoko
- Riwayat Soeharto di Majalah Tempo
- Bung Karno Pejambung Lidah Rakjat Indonesia
- Sejarah Kerajaan-Kerajaan Di Tatar Sunda
- Sejarah Perkembangan Pemurnian Islam di Indonesia - HAMKA
- Keajaiban Lailatul Qadar - Dzulqarnain M. Sunusi
- Hijab & Pakaian Muslimah dalam Shalat - Ibnu Taimiyah
- Jalan Terindah - Imam Sutrisno
Cerpen
- Ada Rindu di Mata Peri - Asma Nadia
- Semua Tentang Kita - Putri Ayu Paundan
- Akhir Sebuah Penantian - Wardhina Ayu Wakhidatun
- Cerpen Kasih Tak Sampai - Karya Devi Nurmalasari
- Angin Dari Gunung - AA Navis
- Cinta Tak Pernah Menari By Asma Nadia
- Antara Dua Batas - Amrita Pritam
- Untukmu Aku Ada
- Kumpulan Cerpen Islami Edisi 1
- Hadirmu Adalah Keterkejutanku
0 komentar:
Post a Comment