Loading

Godlob - Danarto

Membaca cerpen ini aku merasakan imajinasi yang luar biasa liar. penuh kejutan dahsyat dan merasa di dunia “lain”. pembaca, utamanya aku, terseret pada cara pandang dia tentang dunia, hidup dan kematian yang bertolak belakang dengan apa yang diajarkan guru agama dulu.  

Misalnya saja dalam cerpen yang tokoh namanya rintrik. ketika ditanya, siapa kamu? rintrik menjawab, “aku adalah benda mati”. Orang-orang menyebut danarto mengusung tema sufisme. nyaris semua cerpenya berbicara tentang tuhan dan ketiadaan. benarkah kita itu sebenarnya tiada? 

Seseorang yang namanya fanabis misalnya, ketika ditanya mana sih yang bernama fanabis? tak ada yang secara persis benda yang dimaksud. ketika yang ditunjuk dadanya, dada bukan fanabis. ketika dia menunjuk kepala, ternyata kepala bukan fanabis juga. dan fanabis itu ternyata tidak ada. Tulisan danarto mendunia. bahkan disebut-sebut danarto sudah sampai pada taraf pujangga. banyak karyanya yang diterjemahkan ke banyak bahasa lain. termasuk ke dalam bahasa gerak menjadi tari dan teater. 

Kedahsyatan karyanya tak hanya sebatas tulisan, juga di atas kanvas.  pameran lukisannya yang paling fenomenal judulnya kanvas kosong. pada sebuah ruang pamer, dia hanya memajang keramik-keramik warna putih polos. 

Cerpen sufism model  danarto sampai sekarang blum ada “penerusnya”?.  entah. bisa jadi generasi muda sudah tak tertarik tema-tema itu? atau memang setiap generasi mempunyai kekhasanya sendiri?




Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: