Membaca sinopsis novel ini sudah cukup untuk membuatku memutuskan tuk membeli buku ini. Kenapa? Apakah karena ceritanya yang tegang? Bukan! (kan aku belum baca?) Pertama-tama karena ada nama Hercule Poirot di sinopsis itu, dan kedua karena ada ‘pudding natal’. Alasan yang romantis ya? Entah kenapa, aku suka dengan novel-novel yang menceritakan dengan detail tentang makanan. Apalagi makanan ala Inggris, Perancis atau Italy. Masih ingat kan dengan Lima Sekawan? Aku paling suka dengan bagian ketika mereka akan piknik, dan dari rumah dibekali dengan makanan yang (kedengarannya) enak-enak itu. Membacanya saja sudah bikin aku ngiler.
Nah, ternyata aku tidak salah. Novel ini adalah kumpulan cerita misteri. Cerita utamanya berjudul Skandal Perjamuan Natal, dengan Hercule Poirot sebagai detektifnya. Settingnya adalah pas hari Natal, dengan perjamuan ala Inggris kuno dengan ayam isi, kalkun, dan pudding plum dengan saus kental yang dicampuri sedikit brandi. Tuh kan...bikin ngiler ga?
Aku jadi teringat pada perayaan Natal khas keluarga kami waktu aku kecil dulu. Sorry ya tante Agatha, cerita tante aku ulas belakangan, abis pengen share dulu kenangan indah masa kecilku pas Natal...
Waktu aku umur 10-12 tahunan, kondisi keuangan keluarga kami sudah mulai membaik, namun waktu itu kami belumlah serius menjalankan ibadah kami. Kami menganggap Natal sebagai sebuah pesta kecil keluarga yang harus dirayakan. Perayaan itu selalu jatuh pada malam Natal, yakni tgl. 24 Desember. Beberapa hari sebelumnya kami sudah mengeluarkan pohon Natal plastik beserta semua mainannya, lampu-lampunya dan hiasan lainnya. Jaman itu, belum ada pohon Natal yang langsung jadi, melainkan harus dirakit. Perakitan itu kami kerjakan bersama-sama, aku, mama dan papaku. Dari batangnya dulu, lalu menancapkan kelompok daun-daun cemaranya. Habis itu melilitkan lampunya, lalu menggantung mainan-mainannya, dan terakhir menancapkan bintang besar di puncak cemara. Setelah selesai, kami akan mencoba menyalakan lampu-lampu Natalnya untuk mengecek apakah ada bolam yang mati dsb. Pohon Natal itu lalu kami letakkan di meja sudut di ruang tamu kami.
0 komentar:
Post a Comment