Loading

Rasullulah SAW Tidak Pernah Sakit ~ dr.Ade Hashman

Dalam perspektif yurisprudensi hukum agama, persoalan pemeliharaan kesehatan diri merupakan fardu ain (kewajiban personal) bagi setiap pribadi, mengingat tubuh kita ini merupakan sebuah amanah yang harus dijaga & dipertanggungjawabkan, sedang penguasaan terhadap ilmu kedokteran terapan merupakan fardu kifayah. Tuhan telah melengkapi dan memfasilitasi fisik kita dengan karya yang sempurna. Berapakah harga seoonggok tubuh ? Dr. Harold J. Morovitz, pernah iseng-iseng menaksir harga fisik tubuh manusia beserta kelengkapan organ-organnya. Menurutnya bila seseorang berbobot 60 kg, maka nilai tubuhnya berkisar 6 juta U$ atau 60 milyard rupiah! Begitu mahalnya manusia sehingga Qur’an menegaskan bahwa harga satu orang manusia sama dengan seluruh kehidupan umat manusia (QS 5:32). Tertitip pada diri kita lebih dari 3 trilyun sel dalam setiap kg bagian tubuh atau lebih dari 100 trilyun sel dalam satu individu, dengan lebih dari 200 jenis sel-sel yang berbeda dan 3 milyard data genetis yang harus kita rawat dan pelihara.? Oleh karena itu, Islam tidak pernah mengabaikan apa yang menjadi kebutuhan fisik. Islam bukan ajaran eskapistik yang hanya memanjakan jiwa dan mengagungkan spiritualitas semata. Mengapa tubuh biologis haruss dirawat ? Seperti kata Soraya Susan Behbehani “tubuh harus dirawat karena ia adalah cetakan bagi kehidupan dan jiwa ada didalamnya; semacam kerang yang mengandung mutiara yang sedang tumbuh, tanpa kerang tidak a nada mutiara”.

Kenikmatan dari Allah itu sangat berlimpah tidak terkira “Maka jika kamu mau menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya” (QS 16: 18) diantara nikmat yang sangat berharga dan tidak ternilai itu adalah kesehatan. Berapa harga mata ? indera pendengaran ? ginjal, jantung atau hati ? Maukah kita menukar mata kita dengan kekayaan dunia dan seisinya? Demikian besar-nya nikmat kesehatan ini, hingga dalam sebuah hadish, Nabi menggandengkan 2 nikmat yang sangat besar bagi manusia yaitu nikmat iman & kesehatan. “Sesungguhnya manusia tidak diberi yang lebih baik di dunia daripada keyakinan dan kesehatan, maka mohonlah keduanya kepada Allah SWT” (HR. Ahmad). Dalam hadish tersebut Rasulullah saw merangkaikan persyaratan mendasar untuk memperoleh kesejahteraan dunia dan bagi kehidupan akhirat. Iman adalah dasar untuk dapat selamat dalam menempuh hidup ini dan “terutama untuk kehidupan setelah mati” karena hanya iman-lah satu-satunya yang mengarahkan pandangan bahwa cita-cita kesuksesan hidup jangan sebatas pengalaman teresterial duniawi tapi juga harus menembus sekat-sekat alam fisis ketika kelak kita memasuki pengalaman transendental saat mati nanti. Sedang kesehatan adalah basic meraih kesejahteraan hidup di dunia ini, karena betapapun banyak nikmat yang dimiliki menjadi tidak bermakna bila seseorang jatuh sakit.


Rasullulah SAW Tidak Pernah Sakit ~ Editor By. I-One



Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: