Dalam kumpulan cerpen terbarunya, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu), Djenar Maesa Ayu menampilkan satu dunia yang dipadati manusia terluka, marginal dan terkhianati. Atak ada pijakan kokoh dalam dunia ini. Komitmen dapat berubah setiap saat, ikatan tidak mengikat, dan logika tak punya validitas. Karakter-karakter yang bermunculan dalam cerpen-cerpen tersebut boleh dikatakan hamper semuanya antihero. Jangan berharapo mereka akan membawa berita segar. Tapi jangan pula mengira mereka mengemis pengeritan ataupun empati kita.
Tidak, mereka eksistensialis, karakter-karakter penuh paradoks, tercipta dari lingkungan yang brutal. Mereka adalah steel magnolia di tengah kehidupan kita. Dengan mengikuti perjalanan karakter-karakter ini terasa sekali kita menangkap mereka dalam suatu perjalanan yang krusial sehingga kita belajar sedikit tentang diri kita, beban-beban yang ditumpukkan di bahu kita oleh teman-teman kita, pasangan kita, atau lingkungan pergaulan kita.
Hanya satu kata ini yang tepat untuk mengomentari kumpulan cerpen terbaru karya Djenar Maesa Ayu. Karya-karyanya yang berani membuat penulis perempuan ini sering dimaki sekaligus dicintai.
Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa Indonesia seperti Kompas, Republika, majalah Cosmopolitan, Lampung Post, majalah Djakarta!.Buku pertamanya yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! telah dicetak ulang beberapa kali.
Cerpennya "Waktu Nayla" menyabet predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003. Sementara cerpen "Menyusu Ayah" menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi majalah Jurnal Perempuan. Hampir semua tulisan Djenar menyingkap sisi kehidupan yang ditabukan oleh masyarakat kita. Pembaca yang baru mengenalnya akan terusik, bisa jadi merasa tertampar oleh cerpen-cerpen yang disajikannya dengan gaya pengucapan ekperimental dan inovatif.Djenar Maesa Ayu mungkin hanya sekadar menyodorkan cermin kepada pembacanya. Cermin yang jujur dan menampakkan apa yang terjadi di hadapannya. Cermin yang selama ini terlarang untuk ditatap, mungkin....
Jangan Main-main dengan kelaminmu ~ Editor By. I-One
0 komentar:
Post a Comment