Ini kisah seorang pelanggan dan ketidakjujuran petugas penagih Tagihan Listrik PLN.
Sekitar pukul 10.20 WIB, seorang penagih tagihan listrik menagih ke pelanggan atas nama Fenny Marisa, si pelanggan menanyakan kepada penagih kenapa ada pungutan sebesar Rp 1.600, setiap pembayaran.
Ken, petugas Penagih itu menjawab, "oh ini biaya administrasi bank."
Sekitar pukul 10.20 WIB, seorang penagih tagihan listrik menagih ke pelanggan atas nama Fenny Marisa, si pelanggan menanyakan kepada penagih kenapa ada pungutan sebesar Rp 1.600, setiap pembayaran.
Ken, petugas Penagih itu menjawab, "oh ini biaya administrasi bank."
Dialog berlanjut. "Bank apa? Di nota bukti pembayaran tak ada tulisan nama bank. Kami pelanggan tak pernah diberitahu," kata si pelanggan.
Si petugas terdiam sejenak. Seraya coba menulis, dia menjawab, "Ini sudah lama. Sudah dari dulu kok."
Pelanggan balik bertanya! "Saya membayar di loket PLN, kenapa tidak dikenakan biaya bank. Anda petugas bank mana! Tak ada I'd card?"
"Oh, ini loket bank BNI!, jawab si petugas yang mengenakan Putih Orange.
Si pelanggan masih penasaran! "Mana bukti Anda petugas Bank!"
"Itu, ada tulisan bank BNI."
Karena penasaran dan ragu dengan pengakuan petugas, si pelanggan pun mengikuti petunjuk.
Tulisannya bukan Bank BNI, seperti kata si petugas melainkan Bank BRI Syariah.
Merasa petugas loket tak jujur, si pelanggan pun berlalu seraya mengurut dada. "Kita dikerjai lagi sama oknum PLN ini. Menjual nama Bank BNI, untuk menarik pungutan liar.
4 komentar:
gimana mau jadi negara yang maju, kalau baru petugas PLN saja sudah ga jujur dan ambil pungli :@
Itulah fenomena dinegeri ini..mantef bang artikelnya.
wah ada-ada aja ya gan, apa aja dijadikan uang...
pelanggannya aja yang ga ngerti sistem pembayaran online...
Post a Comment