Loading

Alice di Negeri Ajaib - Lewis Carol

Pada suatu ketika di sebuah desa, hiduplah seorang gadis muda bernama Alice. Alice adalah seorang gadis yang mandiri. Sejak kecil dia hidup bersama kakaknya karena orang tua mereka selalu berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Di desa tempat tinggalnya, Alice cukup terkenal dengan tingkah lakunya yang sedikit menyimpang. Dia adalah pemimpin kelompok berandal Forester yang kerjanya mencuri, meskipun tanpa kekerasan. Meskipun begitu, Alice tetap dikenal sebagai gadis manis yang baik hati disana, entah kenapa.

"Kakak, aku berangkat ya!" kata Alice yang berangkat ke sekolah dengan seragam yang bisa dibilang unik dengan pita hitam lehernya.

Kakaknya yang masih tergeletak di atas kasur hanya bisa membalas, "nyem nyem nyem," dan melanjutkan tidurnya.

"Semoga nggak ada cerita aneh-aneh lagi..." gumamnya.

Alice berjalan menuju sekolahnya yang tidak terlalu jauh sambil bernyanyi. "C'mon let's go everybody oh we share the music, c'mon let's oh baby baby oh we share the one world."

"Hei Alice!" sapa seorang teman satu kelasnya yang menepok punggung Alice dari belakang.

"Hai! Tumben pagi," jawab Alice sedikit meledek sambil menepuk punggung temannya.

"Huuh~ kan aku nggak separah itu~" katanya dengan termanyun-manyun.

"Yah, apapun deh... Hm?" Alice melihat segerombolan orang berdiri di depannya.

"Akhirnya kutemukan kau, boss Forester, Alice si Lihai!" kata salah seorang preman yang memakai bandana merah. Alice dan temannya terliht ketakutan. Kalau Alice tentu saja pura-pura. Tapi karena preman tadi sudah menyebut namanya, dia langsung bersikap biasa.

"Ikut dengan kami!" kata si preman berbandana merah.

Alice menatap para preman tersebut dengan tatapan nanar. "Apa boleh buat, ayo kita cari tempat sepi," kata Alice meninggalkan temannya.

"Alice, kamu mau kemana!?" tanya temannya panik.

"Tenang saja, kau pergi ke sekolah saja duluan," kata Alice sambil tersenyum dan berjalan ke arah kebun. Para preman itu pun mengikutinya dengan wajah yang bisa dibilang takut dan berjalan dengan kaki bergetar. Setelah sekitar tiga menit berjalan, mereka pun berhenti.

"Nah, apa mau kalian?" tanya Alice yang mendadak auranya berbeda dengan yang tadi. Tatapannya saja mampu membuat membuat beberapa dari mereka tidak berani berkata-kata.

"Dalam kesempatan ini, biarlah kami, geng Black Spiders menjatuhkan anda!!!!" kata preman berkalung besi berbentuk tengkorak sambil berlinang air mata. Setelah mengambil banyak napas dalam, mereka menyerang Alice secara serentak. Alice hanya tersenyum. Dalam sekejap, mereka sudah tumbang.

"Lemah.." ucap Alice dan langsung membalikkan badannya.

"Kau terjebak!" Mendadak salah satu dari mereka berdiri, yang punya tato tengkorak di kepalanya, kemudian membacakan mantra sementara yang lain menggelepar sambil sesekali membacakan mantra tersebut. Setelah selesai membaca mantra yang terdengar bodoh itu, orang-orang itu pun pingsan.

"Dasar orang-orang bodoh." kata Alice dengan ekspresi bosan dan meninggalkan mereka. Alice berjalan pergi dari kebun itu. Sudah lima menit dia berjalan, tapi pemandangannya tetap sama. Rasanya seakan berjalan di tempat.

"Kok rasanya ada yang aneh ya?" kata Alice yang merasa heran. Perlahan, ia baru teringat soal preman-preman tadi.

"Hah!?" Dia menengok ke belakang tapi tak ada siapa-siapa. Alice mencoba untuk menenangkan diri dengan berpikir.

"Inikah hasil mantra-mantra tadi? Menarik!" katanya pelan sambil tersenyum seakan menerima tantangan.

"Menarik ya~?" tanya sebuah suara yang tidak diketahui asal-usulnya.

"Siapa kau?" tanya Alice yang terkejut mendengarnya dan menoleh ke sekeliling.

"Kau boleh sebut aku apapun, toh itu tidak akan mengubah fakta kalau kau sedang tidak di dunia asalmu," kata suara itu.

"Hm? Ini dimana?" tanya Alice lagi.

"Hahahahahha!!!! Kau akan segera tahu!" kata suara itu dengan lantang.

Mendadak pemandangan di sekitar Alice menjadi hitam semua, seperti kulit telur yang retak lalu pecah. "Eh? Eh?" Jelas saja dia panik.
"Kau takut ya?" ledek suara itu.
"Tidak, aku hanya kaget," kata Alice. Keringat dingin membasahi wajahnya.

"Apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Alice yang mencoba untuk tenang.

"Tidak ada, aku hanya bertugas mengantarkanmu saja..." jawab suara itu.

"Kemana?" tanya Alice lagi. Keadan pun hening.

"Kebanyakan tanya kau!" Mendadak ada sebuah tangan putih melesat ke arah Alice.

"Wawawa!" Alice yang panik terhisap ke dalam tangan itu.

"Bukalah matamu..." ucap suara itu. Alice membuka matanya.

"Dimana ini?" Alice melihat sekelilingnya, yang ada hanya warna putih bersih.

"Nih!" Entah dari mana, di depan Alice muncul sebuah bom kecil yang sumbunya terbakar.

"Eh?"

BUM! Meledak sudah bom itu.

"Uhuk uhuk! Apa-apaan sih!?" Ketika Alice membuka matanya, yang ada di depannya adalah pemandangan yang asing nan menakjubkan. "Apa-apaan tempat ini?"
 
 


Artikel Terkait:

1 komentar:

October 8, 2013 at 12:30 AM yeshie said...

bisa tolong di upload ulang ga

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: