Loading

Citizen Soldiers - Tentara Sukarela By. Stephen E. Ambrose

Judul : Citizen Soldiers - Tentara Sukarela: Tentara Amerika Serikat dari Pantai-pantai Normandia ke Bulge sampai Menyerahnya Jerman, 7 Juni 1944-7 Mei 1945
Penulis : Stephen E. Ambrose
Penerjemah: A. Rahman Zainuddin
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia

6 Juni 1944, bukanlah berarti apa-apa kecuali bagi mereka yang mengalaminya.

Pada tanggal itulah, operasi pendaratan amfibi yang terbesar dilaksanakan oleh tentara sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Kanada) terhadap Pantai Normandia di Prancis, yang berada di tangan tentara Jerman. Sekian ratus ribu tentara, sekian ribu kapal laut, pesawat terbang, kendaraan, didaratkan/diterjunkan secara serentak di beberapa lokasi yang berbeda di Pantai Normandia. Suatu hal yang sulit dibayangkan untuk mendaratkan sekian banyak orang/kendaraan secara terorganisir dalam satu tujuan serangan yang telah terencana dengan baik pula.

Segeralah setelah pendaratan pasukkan yang masif itu menemui tandingannya: Tembok Atlantik yang digembor-gemborkan Hitler sebagai pertahanan yang tiada tandingannya, membentang sepanjang Pantai Eropa Barat (Dari Prancis hingga Norwegia!). Pasukkan malang ini hanya memiliki dua pilihan: bertempur atau mati. Tiga minggu terjebak dalam kondisi yang demikian sulit, hidup di bawah desingan peluru, adalah gambaran yang tepat untuk mendefinisikan nasib pasukkan malang ini. Tentara Jerman, Inggris, Kanada, dan Amerika: semuanya berbagi rasa dan nasib yang sama.

Salah satunya adalah tentara GI (General Infantrymen, Government Issues). GI adalah tentara sukarela dari Amerika Serikat, dengan rentang pangkat Prajurit hingga Kapten. GI terdiri dari beragam komposisi, yang sebagian besar adalah anak-anak muda Amerika Serikat, walau ada juga yang berasal dari veteran Perang Dunia 1, bahkan montir mobil sekalipun! Walau demikian, sepak terjang GI bukanlah hal yang pantas dipandang sebelah mata. Bahkan, bisa dibilang jika kita berbicara mengenai tentara Amerika Serikat, kita ikut membicarakan mereka pula.

GI-GI ini menjadi demikian diperlukan, dilatar belakangi oleh Perang Dunia 2 yang semakin larut. Tentara Amerika yang pada akhir 1939 hanya berjumlah sekitar ratusan ribuan saja, dirasa perlu ditambah lagi hingga pada akhir 1944 tentara Amerika telah berjumlah delapan. Tambahan hingga delapan juta itulah, para GI.

Kisah-kisah mengenai GI, terutama apa yang mereka alami di ETO (Europe Theater of Operation) selalu menarik untuk disimak, mengingat sangat beragamnya komposisi dalam GI itu sendiri. Dimulai dari tanggal 6 Juni 1944 (yang dikenal sebagai D-Day atas operasi Overlord), hingga operasi-demi operasi yang kemudian berjalan. Inilah yang menjadi bahasan utama buku Citizen Soldier -Tentara Sukarela-, yang ditulis oleh Stephen E. Ambrose

Buku setebal 650 halaman ini menulis setiap kisah-kisah, sepak terjang para GI, dengan lugas dan jelas, serta menarik. Gaya bahasa yang populer, penulisan yang runtut, serta gambaran yang demikian detail, serta pemilihan dialog-dialog para GI yang turut ditampilkan dalam buku ini, membuat pikiran kita seolah-olah turut serta berada sebagai bagian dari GI yang sedang bertempur:

Pemandangan yang ada persis sebagaimana yang terdapat dalam kartu Natal, sehingga menyebabkan timbulnya suara 'oh' dan 'ah', bahkan dari veteran tempur yang paling berpengalaman sekalipun. Seorang letnan berkata, "Kalau bukan karena perang ini, tentulah hari ini akan merupakan ... hari Natal yang paling indah ... . Bukit-bukit yang turun naik, lapangan dan pengunungan yang ditutupi salju, pohon cemara dan pohon pinus yang demikian gagah benar-benar sudah menjadikannya suatu hari Natal yang tidak akan pernah saya lupakan, terlepas dari ada-tidaknya perang itu." -Dikutip dari halaman 279.

Sersan Sampson melihat kawannya seorang NCO lain menembak langskung ke bawah dengan BAR-nya. Ia adalah satu-satunya orang yang menembak para tawanan. Setelah diselidiki, ternyata ia menembak para tawanan yang tidak bersenjata yang sedang berdiri di dalam parit, dengan tangan diangkat ke atas. GI itu memuntahkan pekurunya.
"Pasti karena rasa jesal dalam hatinya", demikian komentar Sampson -Dikutip dari halaman 9.


Dalam bukunya, Stephen Ambrose melukiskan bahwa GI-GI ini tetap berusaha untuk hidup senormal mungkin, walau hampir setiap malamnya harus dihabiskan dengan tidur sendiri di lubang perlindungan (foxhole) yang sempit, gelap, dan dingin. Berusaha untuk menikmati makanan senikmat mungkin walau makanan sehari-hari tidaklah lebih dari rangsum K-Ration, dan beberapa batang Lucky Strike, atau jika kurang beruntung, Rokok Inggris. Mereka pun berusaha untuk tetap bergembira, dengan menjadikans setiap peristiwa adalah hal-hal yang lucu, dan memanfaatkan liburan sebaik-baiknya dengan menonton pertunjukkan dari USO (United Service Organization).

Dan jangan pula melupakan kisah-kisah kepatriotikan GI ini. Seperti kisah Letnan Waverly Wray yang sangat besar dan tinggi badannya (diibaratkan bahwa kakinya seperti dahan dahan pohon). Letnan Waverly Wray merupakan sosok yang sangat berani, terbukti ketika Ia menyergap sekumpulan perwira Jerman, walau Ia harus kehilangan sedikit bagian daun telinganya. Atau kisah kepahlawanan Kapten Winter dari Divisi Lintas Udara 101 (Airborne), yang memimpin skuadnya dengan cerdas, penuh perhitungan, menjadikan skuad yang dipimpinnya berkerja efektif dalam setiap operasi penerjunan. Semua ini dilukiskan dalam gaya Stephen E. Ambrose yang khas, penuh pencitraan, dan detail, namun tetap dengan bahasa yang enak dibaca.

Buku inipun sekaligus menjadi suatu penghargaan, bagi para GI yang telah bertempur dengan hebatnya di Perang Dunia 2, khususnya di medan perang Eropa. Betapa tidak, dengan hadirnya buku yang mengupas sepak terjang GI, yang notabene hanya tentara sukarela, menjadikan kita ingat selalu akan jasa-jasa anak-anak muda Amerika tersebut, yang berjuang demi kebebasan serta harapan akan d

Singkat kata, buku ini adalah buku untuk anda yang ingin menikmati sisi lain sejarah perang dunia 2, bukan dari perspektif para Jenderal, yang terus berkutat mengenai strategi serta analisis, melainkan langsung dari pelakunya, GI. Anda seolah-olah dibawa langsung mengalami perang dunia 2 ini, dengan imajinasi khas anda!





Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: