Ranting-ranting pohon yang lebat menggores wajah dan lengan mereka, tetapi Sabrina dan Daphane tidak boleh berhenti berlari meskipun mereka sudah lama melewati titik lemah, ketakutan memicu setiap langkah mereka.
Teriakan lain menggelegar dari kejauhan, diikuti oleh suara mengerikan pepohonan yang tumbang dan binatang-binatang yang menjerit.
“Kita harus mencari cara untuk menghentikannya” Daphane menangis di sela-sela napasnya yang memburu.
Sabrina tahu adiknya benar, tetapi bagaimana? Mereka hanya dua anak kecil yang melawan seorang moster buas.
“akan kupikirkan sesuatu” kata Sabrina sambil menyeret adiknya ke belakang pohon ek raksasa untuk istirahat. Mereka sangat memerlukan itu. Sabrina meremas tangan si Adik untuk menyakinkannya. Sementara dia menghisap oksigen ke dalam paru-parunya sendiri yang terasa panas.
The Sister Grimin ~ Editor By. I-One
Artikel Terkait:
Novel Detektif
- Misteri Biola Kuno - Sapta Siaga
- Gua Rahasia - Enid Blyton
- Gerbang Nasib - Agatha Christie
- Pembunuhan di Mesopotamia - Agatha Christie
- Mr Quin yang Misterius - Agatha Christie
- Kereta 4.50 dari Paddington - Agatha Christie
- Kasus-Kasus Perdana Poirot - Agatha Christie
- Rumah Kenangan - Mary Higgins clark
- Misteri Gelas Kembar - S. Mara Gd
- Misteri Alat Pembuka Amplop - S. Mara Gd
Novel Barat Terjemahan
- Topeng Sang Puteri
- Gadis Hari Ketujuh
- Miss Pesimis - Alia Zalea
- A Child Called "It" - Dave Pelzer
- Kisah-Kisah Dhammapada
- Joey : Si Frustasi Yang Beruntung - Mark Bowden
- Misteri Kehadiran Arwah - Bois
- Antara Dua Batas - Amrita Pritam
- Kerja Upahan dan Kapital - Karl Marx
- Pertemuan Maut Di Kutub Utara - Alistair Maclean
0 komentar:
Post a Comment