Gadis itu tahu ia tak punya pilihan lain. Tidak pada saat-saat seperti ini. Tubuhnya sedang tidak sempurna, mentalnya sedang lemah, dan kondisi keuangannya, ah, tak ada yang bisa disebutnya sebagai tabungan saat ini. Ia parasit hidup bagi kedua orang tuanya. Di usia ke-21. betapa memalukan. Ia tak punya pilihan lain, selain menghabiskan pekan demi pekan di lantai 18 sebuah kota metropolis yang selalu sibuk setiap saat. Belum lagi seorang ibu yang selalu meladeninya seteliti meladeni bayi. Ia sama sekali tak tersentuh. Ia tahu telah mewarisi dua sifat terburuk dari orangtuanya: kekeraskepalaan ayahnya, dan arogansi ibunya. Semua melebur dengan sempurna di wajahnya yang seindah bidadari.
Suara pembawa acara di televisi tiba-tiba mengembalikan kesadarannya, “…kami baru mendapatkan konfirmasi dari pihak kepolisian bahwa korban tewas bernama Kay Elena sebenarnya bernama lengkap Caitlin Elena Adikaryono, putri tunggal Atase Perdagangan Indonesia di Uzbekistan, Bapak Adikaryono Sumo…“
Gadis itu mengusap matanya yang basah. Ia tahu dirinya sudah lama mati, tapi tidak pernah dibayangkannya setragis ini. Ia abaikan ketukan pintu dan suara ibunya yang bertalu-talu di luar kamar. Kematian itu begitu cepat, meski terus saja terjadi pada dirinya berulang kali. Setiap saat.
“Kay, Kay, buka pintunya. Sarapanmu sudah dingin nanti nggak enak lagi, ayo sayang. Kamu harus banyak makan, kalau mau cepat sembuh. Kay, Kay …”
Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku ~ Editor By. I-One
0 komentar:
Post a Comment