Loading

Ketika Cinta Bertasbih 2 ~ Habiburrahman El Shirazy

PAGI BERTASBIH
DI DESA WANGEN

    Langit dini hari selalu memikatnya. Bahkan sejak ia masih kanak-kanak. Bintang yang berkilauan di matanya tampak seumpama mata ribuan malaikat yang mengintip penduduk bumi. Bulan terasa begitu anggun menciptakan kedamaian di dalam hati. Ia tak bisa melewatkan pesona ayat-ayat kauni yang maha indah itu begitu saja.
Sejak kecil Abahnya sudah sering membangunkannya jam tiga pagi. Abah menggendong dan mengajaknya menikmati keindahan surgawi. Keindahan pesona langit, bintang gemintang, dan bulan yang sedemikian fitri.
      "Di atas sana ada jutaan malaikat yang sedang bertasbih." Begitu kata Abahnya yang tak lain adalah Kiai Lutfi sambil menggendongnya. Ia tidak mungkin melupakannya.
      "Jutaan malaikat itu mendoakan penduduk bumi yang tidak lalai. Penduduk bumi yang mau tahajjud saat jutaan manusia terlelap lalai." Sambung Abah sambil membawanya
ke masjid pesantren.
   Abah lalu mengajaknya untuk akrab dengan dinginnya mata air desa Wangen. Setelah mengambil air wudhu, Abah mengajaknya keliling pesantren, mengetok kamar demi kamar sambil berkata, "Shalat, shalat, shalat!" Setelah semua kamar diketuk, sang Abah mengajaknya kembali ke masjid untuk shalat. Beberapa orang santri ada yang sudah shalat. Ada yang masih mendengur berselimut sarung.

Ketika Cinta Bertasbih 2 ~ Editor By. I-One



Artikel Terkait:

1 komentar:

May 8, 2010 at 9:08 PM Anonymous said...

bagus deh isinya................
teruslah berkarya pak I-One..........

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: