ADAKAH MAKHLUK CERDAS Dl KOSMOS?
Apakah masuk akal kalau dikatakan bahwa kita penduduk dunia pada abad ke duapuluh ini bukanlah satusatunya makhluk hidup jenis manusia yang ada di alam semesta ini ? Oleh karena tidak ada musium yang dapat kita kunjungi, yang memamerkan manusia kerdil dari planet lain, maka jawaban atas pertanyaan itu:
“Dunia kita ini adalah satu-satunya planet yang dihuni manusia” agaknya masih merupakan jawaban yang resmi dan meyakinkan. Tetapi setelah kita menyelidiki hasil penemuan dan penelitian terakhir, maka pertanyaan seperti itu akan semakin banyak jumlah dan ragamnya.
“Di malam hari yang cerah dengan mata telanjang, orang akan dapat melihat kira-kira 4.500 bintang”, demikian dikatakan para astronom. Tetapi dengan menggunakan teleskop dari observatorium terkecil akan tampak hampir 2.000.000 bintang, sedangkan teleskop pantul yang modern dapat menampakkan cahaya dari ribuan juta bintang lebih kepada pengamat, yang berupa bintik-bintik cahaya dari bimasakti. Tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya dimensi alam semesta ini, susunan bintang-bintang yang kita lihat itu hanya merupakan bagian terkecil dari susunan bintang-bintang lainnya yang luasnya tak terbandingkan lagi. Jadi dapat dikatakan bahwa bima sakti kita itu hanya merupakan suatu kelompok kecil dari bima sakti yang terdiri dari kira-kira dua pu luh galaksi atau lebih, yang tersebar dalam radius 1.500.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya = jarak yang di tempuh cahaya dalam waktu satu tahun yakni: 60 x 60 x 24 x 365,25 x 300000 Km). Kelom pok bintang yang besar inipun akan kecil pula adanya kalau dibandingkan dengan ribuan nebula, yaitu sekelompok bintang yang nampak dengan mata telanjang seperti kabut bercahaya; yang berbentuk spiral, seperti yang dapat dilihat dengan teleskop elektronik. Saya ingin menegaskan di sini, bahwa kalau pun dikemukakan pada zaman sekarang, penelitian semacam ini barulah merupakan permulaan semata.
Menurut taksiran astronom Harlow Shapley, dalam daya jangkau fokus teleskop kita terdapat sekitar sepuluh pangkat dua puluh bintang. Kalau Shapley menghubungkan suatu susunan planet hanya dengan satu dalam seribu bintang, maka kita dapat menganggap taksiran itu sebagai suatu taksiran yang dibuat dengan sangat hati-hati. Kalau kita teruskan spekulasi kita atas dasar taksiran ini, dan mencurigai bahwa kondisi yang tidak memenuhi syarat untuk adanya kehidupan hanya pada sebuah bintang dalam tiap seribu bintang, maka perhitungan itu masih akan memberikan bilangan sepuluh pangkat empat belas. Shapley bertanya:
“Berapa banyaknya bintang dari bilangan ‘ Astronomis” ini yang mempunyai udara memenuhi syarat bagi kehidupan ? Satu dalam seribu?” Tokh masih luar biasa yakni sepuluh pangkat sebelas bintang mempunyai persyaratan untuk kehidupan. Bahkan kalau misalnya saja hanya pada tiap planet yang keseribu dari jumlah itu terdapat kehidupan, masih akan terdapat 100.000.000 planet di mana kita masih mengspekulasikan akan adanya kehidupan. Perhitungan ini dibuat berdasarkan pengamatan dengan penggunaan teleskop yang menggunakan tehnik mutakhir. Tetapi kita jangan lupa, bahwa teleskop-teleskop itu terus-menerus diperbaiki.
Jika kita ikuti hipotesa biokimiawan Dr. Stanley Miller, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan dan syarat-syaratnya yang diperlukan; di mana pada sebagian dari sejumlah planet itu, te lah dapat berkembang lebih pesat dari pada di atas bumi kita ini. Jika kita terima asumsi yang amat berani ini, maka dapat disimpulkan bahwa peradaban pada 100.000 planet adalah jauh lebih maju dari pada di atas bumi kita ini.
Mendiang Willy Ley penulis ilmiah yang terkenal itu, dan teman dari Wernher Von Braun mengatakan kepada saya di New York: “Banyaknya bintang di bima sakti kita saja di taksir ada 30 milyar buah. Assumsi bahwa bima saksi kita berisi 16 milyar susunan planet masih dianggap dapat diterima oleh para astronom masa kini. Kalau kita sekarang mencoba mengurangi jumlah itu sebanyak mungkin dan memisalkan jarak antara susunan-susunan planet itu diatur sedemikian rupa sehingga di antara seratus, hanya satu planet yang mengorbit di sekitar mataharinya masing-masing, maka masih akan terdapat 180 juta planet yang mampu mendukung kehidupan. Kalau kita misalkan lagi bahwa hanya satu planet di antara seratus yang memungkinkan adanya kehidupan itu benar-benar ada kehidupan di sana, maka masih akan terdapat 1,8 juta planet di mana terdapat kehidupan. Selanjutnya kita misalkan bahwa dari tiap seratus planet di mana terdapat kehidupan itu hanya pada satu planet saja terdapat makhluk hidup yang tingkat kecerdasannya sama dengan “homo sapiens”, maka bima sakti kita masih mempunyai sejumlah 18.000 planet yang dihuni makhluk hidup seperti kita.
Oleh karena menurut perhitungan terakhir, dalam bima saksi kita terdapat 100 ribu juta bintang yang tetap tempatnya, maka angka yang di sebut Dr. Ley dengan hati-hati itu jauh di bawah kenyataan sekarang. Tanpa menyebut bilangan-bilangan fantastis atau memperhitungkan galaksi-galaksi yang belum dikenal, kita masih dapat menduga bahwa ada 18.000 planet yang terhitung dekat pada bumi kita di mana terdapat keadaan yang memenuhi persyaratan kehidupan seperti pada planet yang kita huni ini. Namun demikian kita masih dapat berspekulasi lebih lanjut, bila hanya satu persen saja dari 18.000 planet itu yang benar-benar dihuni oleh makhluk hidup, maka masih akan terdapat 180 buah planet yang bermakhluk hidup.
Tiada keraguan tentang adanya planet-planet yang serupa dengan bumi kita dan mempunyai campuran gas-gas atmosfir, gravitasi, tetumbuhan bahkan mungkin margasatwa yang semuanya serupa dengan yang ada di bumi kita ini. Tetapi apakah perlu bagi planet-planet yang memungkinkan adanya kehidupan itu mempunyai persyaratan hidup yang segala-galanya sama seperti yang ada di bumi ini? Anggapan bahwa kehidupan hanya dapat tumbuh subur dalam keadaan seperti di bumi ini seka rang dengan adanya penelitian telah ketinggalan zaman. Salah sekali jika orang menduga bahwa ke hidupan tak mungkin tanpa air dan oksigen, sebab di bumi kita pun terdapat bentuk kehidupan yang tidak memerlukan oksigen, yakni yang di sebut bakteri-bakteri anaerobik. Oksigen dalam jumlah tertentu dapat meracuni bakteri-bakteri semacam ini. Mengapa tidak mungkin ada kehidupan yang lebih tinggi tingkatnya, yang tidak memerlukan oksigen?
Dengan adanya dorongan dari ilmu pengetahuan baru yang dicapai tiap hari, kita harus berusaha supaya alam pikiran kita tetap uptodate. Penyelidikan-penyelidikan yang paling mutakhir menunjukkan bahwa bumi kita ini adalah yang paing ideal, karena tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, airnya berlimpah-limpah; persediaan oksigennya tak terbatas, alamnya senantiasa di remajakan kembali oleh proses-proses organis.
Assumsi bahwa kehidupan hanya dapat ada dan berkembang di atas planet seperti bumi ini, sudah tak dapat dipertahankan lagi. Menurut tafsiran, di bumi kita ini terdapat 2.000.000 jenis makhluk hidup. Dari jumlah ini, ditaksir (lagi-lagi ditaksir) hanya 1.200.000 yang telah dikenal secara ilmiah. Dari jumlah yang telah dikenal ini terdapat beberapa ribu yang menurut alam pikiran sekarang, seharusnya tidak mampu untuk hidup. Dasar pemikiran tentang kehidupan perlu dipertimbangkan kembali dan diuji lagi kebenarannya. Sebagai contoh misalnya orang menduga bahwa air yang diradioaktif akan bebas hama. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa ada beberapa jenis kuman yang dapat menyesuaikan diri pada air maut yang ada di sekeliling reaktor nuklir. Eksperimen yang dibuat oleh Dr. Sandford Siegel kedengarannya mengerikan. Di dalam laboratoriumnya dia menciptakan keadaan atmosfir tiruan dari atmosfir sekitar planet Jupiter, dan membiarkan bakteri dan tungau di dalamnya di mana sama sekali terasing dari segala syarat “kehidupan” yang sampai sekarang masih menjadi pegangan. Amoniak, methan dan hidrogen tak dapat mematikan bakteri dan tungau ini.
( Password : Novel I-One )
7 komentar:
mana mungkin Tuhan menciptakan jagat raya yg luas ini hanya utk didiami oleh manusia saja. saya yakin ada penghuni yg lain, hanya saja keberadaannya msh blm terjangkau oleh manusia.
Sungguh sebuah Misteri hingga para ahli Quantum juga masih binggung
wah asik ney kyaknya novelnya
wallahu alam bishawab ...
makasih kang artikelnya
ajib nih...kayaknya saya perlu baca...hehehe
makasih mas
Pembahasannya seru juga nih gan. pendapat sy sh ngak ada. klw kehidupan partikel asing sj mungkin, tapi untuk alien sepertinya tdak. :)
Kunjungan malam mas
saya setuju tidak mungkin jagat raya hanya dihuni manusia saja
di planet lain mungkin ada namun dalam bentuk yang berbeda mungkin seperti bakteri atau plankton
Post a Comment