Loading

Sebelas Patriot - Andrea Hirata

Sebelas Patriot adalah novel karya Andrea Hirata yang bercerita tentang persepakbolaan. Sepertinya peluncuran Novel Sebelas patriot ini memang tepat dengan momen Kemerdekaan RI yang dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia pada hari ini tanggal 17 Agustus 2011. Sebelas Patriot menjadi hiburan yang segar untuk memupuk nasionalisme kita. Sepertinya Andrea hirata adalah tukang pupuk.

Novel sebelas patriot bercerita tentang tiga bersaudara yang sangat mencintai sepakbola. Salah satunya adalah Ayah Ikal dengan posisi sayap kiri. Kepiawaian mereka di lapangan sepakbola dianggap Belanda, yang zaman itu menduduki Indonesia, sebagai ancaman yang tidak main-main.

Van Holden, sebagai utusan VOC di Indonesia, memahami bahwa keberadaannya di negeri ini berkaitan juga dengan politisi utusan ratu Belanda. Setiap aspek, termasuk sepak bola, adalah politik dan ia akan menggunakannya untuk satu tujuan yaitu melanggengkan pendudukan Belanda di Indonesia. Lagipula selama ini tak ada yang berani mengalahkan tim sepakbola gabungan Belanda. Maka, kepopuleran tiga bersaudara itu dapat mengancamnya dari dua sisi. Simpati pada tiga bersaudara itu dapat berkembang menjadi lambang pemberontakan sekaligus mengancam kejayaan tim sepakbola Belanda. Mau tidak mau mereka harus dibungkam.

Demi untuk memuluskan tujuannya, Van Holden melakukan berbagai cara. Dari melarang ketiga saudara itu tampil dalam kompetisi sepak bola sampai mengurung dan memberlakukan hukuman kerja rodi kepada pelatih dan tiga bersaudara itu. Sekembali dari pulau buangan, tiga saudara kembali bekerja di parit tambang. Tak lama kemudian ada kompetisi bola antara tim Belanda melawan para kuli parit tambang. Sebelas pemain, sebelas patriot, termasuk di dalamnya tiga bersaudara kembali bermain.

Pertandingan itu dimenangkan oleh tim parit tambang dengan skor 1-0. Gol satu-satunya yang dicetak oleh si bungsu. Ribuan penonton menyerbu lapangan dan si bungsu, Ayah Ikal, seperti kebiasaannya setiap bermain, meneriakkan Indonesia! Indonesia!. Kalimat itu disambut oleh teriakan ribuan penonton lainnya. Indonesia! Indonesia! Teriakan penuh semangat yang membahana dan tanpa henti. Belanda berang mendengarnya.

Usai pertandingan pelatih dan tiga bersaudara diangkut ke tangsi. Mereka dikurung selama seminggu. Ayah Ikal pulang dengan tempurung kaki kiri yang hancur. Sejak saat itu ia tidak bisa bermain sepak bola lagi.

Kecintaan Ayah pada sepak bola dan PSSI, kemudian membuat Ikal bertekad untuk menjadi pemain sepakbola dan bergabung dengan tim PSSI. Akankah Ikal dapat mewujudkan impiannya? Silakan dibaca sendiri ya.

Moral pesan dari buku ini adalah cinta. Cinta yang membuat kita dapat berdiri tegak. Cinta yang membuat kita sekuat tenaga meraih kemenangan. Dan itu adalah cinta yang kita persembahkan untuk negeri ini, tanah air Indonesia.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: