Semula, saya merasa enggan untuk memulai membacanya. Saya dihantui ketakutan akan bertemu dengan karya sastra serius dengan kalimat-kalimat njelimet yang bikin kening berkerut. Seringkali malah kudu mengulang dua tiga kali membaca deretan kalimatnya agar bisa paham betul-betul maksudnya. Apa lagi ini karya sastrawan Rusia. Terbayang deh sebuah cerita "berat" dengan banyak tokoh yang terlibat. Belum lagi nama-nama mereka (tokoh-toloh itu) yang susah diingat. Belum baca saja, sudah keringat dingin rasanya. Pasti akan makan waktu berhari-hari untuk menamatkannya.
Eh, ternyata tidak seseram itu lho! Novel ini mengasyikkan. Bukan. Ini bukan novel cinta kok. Ini novel psikologis yang mengupas pergulatan jiwa seorang manusia - pembunuh - bernama Rodion Raskolnikov. Lalu di mana keasyikkannya? Di bawah ini sinopsisnya :
Rodion Raskolnikov sebenarnya adalah pemuda baik-baik. Ia seorang mahasiswa miskin yang hidupnya amat tergantung pada kiriman uang dari sang ibu yang menjanda dan tinggal di lain kota bersama Dounia, adik perempuan Rodion. Pada suatu hari, karena terdesak masalah keuangan - beberapa bulan menunggak uang sewa kamar - Raskolnikov nekat membunuh Alyona Ivanovna, wanita tua lintah darat yang tinggal sendiri di flat tak jauh dari tempat kosnya. Motifnya : perampokan. Tetapi, ini bisa juga menjadi simbol perlawanan kelas : kaum miskin terhadap para borjuis (saat itu kan pertentangan kelas buruh dan majikan di Rusia yang berpaham komunis lagi seru-serunya) Mungkin, Raskolnikov yang miskin itu menganggap kemiskinannya (dan kemiskinan di seluruh Rusia) disebabkan oleh keserakahan orang-orang kaya (majikan/borjuis) mengisap dan menindas orang miskin (buruh), maka ia lalu merasa wajib melenyapkan para lintah darat seperti Alyona Ivanovna.
Pembunuhan itu bukan perbuatan spontan tetapi telah direncanakan dengan cukup matang. Raskolnikov telah mempersiapkan segalanya : kapak sebagai alat membunuh korban, jaket untuk menyembunyikan kapak, waktu yang tepat, serta alibi. Hanya satu yang terlupa : persiapan mental dan jiwanya setelah membunuh. Peristiwa itu mengguncang jiwa dan batinnya berhari-hari kemudian. Rasa takut perbuatannya akan segera terbongkar, rasa bersalah yang mendalam, serta rasa malu terhadap ibu dan adiknya, terus mendera batinnya siang dan malam, membuatnya jatuh sakit, pingsan berkali-kali. Hidupnya tambah tidak tentram.
Kejahatan dan Hukuman ~ Editor By. I-One
Artikel Terkait:
Novel Barat Terjemahan
- Topeng Sang Puteri
- Gadis Hari Ketujuh
- Miss Pesimis - Alia Zalea
- A Child Called "It" - Dave Pelzer
- Kisah-Kisah Dhammapada
- Joey : Si Frustasi Yang Beruntung - Mark Bowden
- Misteri Kehadiran Arwah - Bois
- Antara Dua Batas - Amrita Pritam
- Kerja Upahan dan Kapital - Karl Marx
- Pertemuan Maut Di Kutub Utara - Alistair Maclean
Novel Dewasa
- Kerja Upahan dan Kapital - Karl Marx
- Mimpi-Mimpi Terpendam - Mira W
- Kasih Tak Terlarai - Suman Hs
- The Sacred Romance of King Sulaiman and Queen Sheba
- Memoar Seorang Dokter Perempuan - Nawal El Saadawi
- MAYA Misteri Dunia dan Cinta - Jostein Gaarder
- Novel Ilana Tan Spring in London
- Novel Ilana Tan winter in Tokyo
- Aku ingin menjadi yang terbaik bagimu bukan yang tercantik bagimu
- The Year of Living Dangerously : Cinta di Tengah Gejolak Revolusi 1965
0 komentar:
Post a Comment