Novel ini berlatar belakang kehidupan Afgahanistan selama masa-masa perang (1970-an sampai 2000-an). pada awal cerita ini, tokoh utamanya adala Mariam tetapi kemudian di pertengahan cerita Laila juga menjadi bagian dari tokoh utama.
Mariam adalah seorang gadis kecil yang merupakan harami (anak haram) dari seorang saudagar kaya. Ibu Mariam sendiri dulunya adalah mantan pelayan di rumah saudagar kaya itu. Tetapi karena masyarakat tidak mengakui adanya anak haram di dalam sebuah keluarga maka Mariam dan ibunya harus menyingkir dan memiliki kehidupan sendiri.
Ayahnya sering menjenguknya dan membawakannya hadiah-hadiah kecil. Mariam begitu memuja Ayahnya sementara ibunya begitu membenci ayahnya. Terkadang antara cerita ayahnya dan ibunya berbeda dan Mariam tidak tahu mana cerita yang tepat.
Ayahnya menceritakan tentang keindahan kota Herat yang tidak pernah diinjakkan oleh Mariam. Ayahnya juga bercerita tentang gedung bioskop yang dimilikinya sampai bagaimana lezatnya sebuah es krim.
Hingga suatu hari Mariam meminta untuk ikut dengan ayahnya menjawab segala keingintahuannya tentang cerita ayahnya. Tapi ayahnya tidak mengijinkan. Tentu saja ayahnya akan malu karena secara sosial, Mariam bukan anak yang diinginkan. Terlebih lagi ayah Mariam sudah memiliki 3 orang istri sah.
Kemudian suatu hari Mariam bertekad untuk menemui ayahnya walaupun tidak mendapat izin dari ibunya. Ternyata Mariam memang tidak diterima oleh ayahnya. Dia sangat menyesali keinginannya untuk datang ke Herat menemui ayahnya. Saat kembali ke Kolba (rumah) dia mendapati ibunya sudah gantung diri di atas pohon.
Betapa menyesal hebat Mariam atas keputusannya menemui ayahnya. Mariam pun teringat akan perkataan ibunya bahwa bila Mariam meninggalkannya dia akan mati.
Selepas kematian ibunya, ayahnya membawa Mariam ke rumah mewahnya. Selang beberapa hari, ternyata ayahnya dan istri-istri ayahnya berniat menjodohkan Mariam dengan seorang saudagar berumur 45 Tahun. sementara saat itu umur Mariam masih 15 Tahun. Tanpa pilihan, dia akhirnya dipersunting oleh Rasheed dan dibawa ke kabul.
Mariam begitu sedih dan sakit hati atas keputusan ayahnya itu. Ayahnya tahu betapa berbakatnya Mariam dan betapa ia ingin melanjutkan sekolah. Mariam merasa Ibunyalah benar bahwa ayahnya memang tidak menyayangi Mariam, hingga akhirnya Mariam mengatakan kepada Ayahnya untuk tidak pernah menemuinya lagi.
Bagi Mariam kehidupan pernikahannya adalah neraka. Terlebih setelah keguguran yang dialaminya. Rasheed selalu menghina segala makanan yang dibuat oleh Mariam bahkan pernah suatu waktu Rasheed memasukkan kerikil ke mulut Mariam untuk dikunyah. Bila sedang marah, Rasheed tak segan-segan untuk melepaskan gespernya dan melucuti Mariam.
A Thousand Splendid Suns ~ Editor By I-One
0 komentar:
Post a Comment