Jangankan bersikap lembut, tersenyum saja barangkali hanya sesekali, itu pun bukan senyum ramah, melainkan senyum mengejek.
Hingga suatu ketika, Diah bisa keluar dari kungkungannya, Diah mendapat beasiswa untuk kuliah di kota lain. Waktu itu Diah berharap Ibu akan senang mendengarnya, tapi malah sebaliknya, Ibu mengejek dengan mencerca pendidikan yang akan ditempuhnya.
Dan sekarang, setelah hampir lima tahun tidak berjumpa, tiba-tiba Ibu meminta Diah pulang. Ada apa gerangan? Apa Ibu belum puas memusuhinya? Atau sebaliknya? Cerita ini terbalut dalam Rembulan di Mata Ibu.
Bersama Rembulan di Mata Ibu, masih ada cerita lain. Semua mengandung hikmah untuk direnungkan.
Rembulan di Mata Ibu ~ Editor By. I-One
0 komentar:
Post a Comment