Loading

The Da Vinci Code ~ Dan Brown


Dan Brown memang pintar membumbui novelnya dengan pelbagai data sejarah yang sangat rinci, sehingga kelihatan begitu meyakinkan. Padahal, jika diteliti lebih jauh, ada banyak kesalahan data.  Misalnya, menurut Brown, adat Yahudi mengharuskan seorang lelaki dewasa menikah. Mereka yang tidak menikah dianggap terkutuk. Dari situ disimpulkan: Yesus sebagai lelaki Yahudi pasti menikah! Padahal di jaman Yesus ada orang-orang yang tidak menikah. Kaum Eseni, misalnya, hidup selibat untuk melayani Tuhan sepenuhnya. Kelompok ini tokh diterima di masyarakat, tidak dianggap terkutuk! Jadi, tidak jadi persoalan jika Yesus selibat. Dan Brown memberi latar belakang sejarah yang keliru.
Kesalahan data lainnya, misalnya, dilkatakan "lebih dari 80 kitab Injil telah dipertimbangkan untuk masuk dalam Perjanjian Baru, namun akhirnya hanya empat yang masuk dalam Alkitab, yaitu kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes." Ia menyimpulkan: Alkitab kita telah disensor oleh penguasa saat itu, Kaisar Konstantin, untuk memenuhi ambisi politiknya. Disini Brown menarik kesimpulan yang terlalu jauh. Memang ada kitab-kitab yang tidak masuk dalam kanon Alkitab. Jumlahnya tidak sampai 80, namun hanya belasan. Kitab-kitab tersebut tidak dimasukkan bukan karena kehendak Kiasar Konstantin! Sejak semula, gereja telah mengakui keempat Injil dan memakainya secara luas sebagai pegangan ajaran. Sedangkan kitab-kitab lain, seperti Injil Thomas, Injil Filipus, atau Injil Yudas sejak semula sudah ditolak oleh orang percaya, karena dikarang oleh pengikut ajaran gnostik Kristen. Ajaran yang menghubungkan kekristenan dengan agama-agama alam, Yudaisme, dan filsafat Yunani ini sejak semula ditolak. Oleh sebab itu tentu kitab-kitab karya mereka tidak dimasukkan dalam kanon Alkitab.
Masih banyak lagi isu kontroversial yang diangkat dalam Da Vinci Code. Misalnya, lukisan Perjamuan Terakhir karya Leonardo Da Vinci menurut penafsiran Dan Brownmengandung pesan-pesan rahasia. Figur yang duduk di sebelah kanan Yesus bukanlah rasul Yohanes melainkan Maria Magdalena, karena gambar wajahnya begitu  feminin. Brown lupa, bahwa Leonardo Da Vinci memang selalu melukis orang yang karakternya lembut seperti  malaikat dengan wajah feminin. Karena Yohanes dijuluki sebagai "murid yang dikasihi Yesus", Leonardo pun menggambar wajahnya begitu tenang seperti malaikat!  Singkatnya, hampir 20% isi novel DVC memaparkan data-data sejarah, dan kebanyakan telah dikacaukan. Pembaca yang buta sejarah bisa jadi terpesona dan diyakinkan, jika apa yang disajikan itu ditelan mentah-mentah, karena mereka tidak punya pembanding.

The Da Vinci Code ~ Editor By I-One



Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: