Loading

Azab dan Sengsara - Merari Siregar

Hari yang panas itu berangsur-angsur menjadi dingin, karena matahari,raja siang itu, akan masuk ke dalam peraduannya, ke balik GunungSibualbuali, yang menjadi watas dataran tinggi Sipirok yang bagus itu.

Langit di sebelah barat pun merah kuning rupanya, dan sinar matahariyang turun itu nampaklah di atas puncak kayu yang tinggi-tinggi, indahrupanya, sebagai disepuh dengan emas juwita. Angin gunung yanglemah-lembut itu pun berembuslah, sedap dan nyaman rasanya bagiorang-orang kampung yang sedang di perjalanan kembali dari kebunkopi, yang terletak di lereng gunung dan bukit-bukit yang subur itu.

Maka angin itu pun bertambahlah sedikit kerasnya, sehingga daun dancabang-cabang kayu itu bergoyang-goyang perlahan-lahan sebagai menunjukkankegirangannya, karena cahaya yang panas itu sudah bertukardengan hawa yang sejuk dan nyaman rasanya. Batang padi yangtumbuh di sawah yang luas itu pun dibuai-buaikan angin, sebagaiombak yang berpalu-paluan di atas laut yang lebar; sawah yang seluasitu pun tiadalah ubahnya dengan lautan, sedang daun padi itu sebagaiair yang hijau rupanya.

Nah...seperti itu kutipan dari cerita azab dan sengsara. Indonesia bangets kan.... Pokoknya seru, silakan didownload dan dibaca yah!
 
 
Azab dan Sengsara ~ Editor By. I-One
 


Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

 
Subscribe to Novel I-One

Enter your email address: